Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Menuju Era Suku Bunga Tinggi

Angga Bratadharma • 04 Juli 2022 17:14
 
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu minyak goreng sebesar 0,05 persen (mtm), daging ayam ras sebesar 0,04 persen (mtm), angkutan antar kota sebesar 0,03 persen (mtm), serta daging sapi, bawang putih, udang basah, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
 
"Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," kata dia.

Pemulihan ekonomi berlanjut

Di sisi lain, lembaga pemeringkat Fitch menilai pemulihan ekonomi Indonesia akan berlanjut didukung kinerja sektor jasa yang membaik dan ekspor yang kuat. Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diprediksi mencapai 5,6 persen. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diperkirakan tumbuh 5,6 persen dan meningkat menjadi 5,8 persen pada 2023," tulis laporan Fitch.
Baca: Catat! Vaksin Booster Jadi Syarat untuk Aktivitas Masyarakat hingga Perjalanan

Pada sisi eksternal, Fitch memperkirakan, transaksi berjalan akan mencatat defisit yang rendah yaitu sebesar 0,4 persen dari PDB pada 2022 dan meningkat menjadi satu persen dari PDB pada 2023. Terkait perkembangan harga, Fitch melihat adanya risiko kenaikan tekanan, meski meyakini inflasi masih akan tetap terjaga dalam kisaran sasaran tiga sampai dengan empat persen.
 
Dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5,8 persen pada 2024, didukung oleh dampak positif dari implementasi UU Cipta Kerja terhadap kenaikan investasi, serta komitmen pembangunan infrastruktur yang terus berlanjut.
 
Pada sisi fiskal, Fitch melihat komitmen dari pemerintah untuk menurunkan defisit fiskal menjadi di bawah tiga persen pada 2023 akan tercapai. Sedangkan proyeksi defisit fiskal  2022 diperkirakan turun menjadi 4,3 persen dari PDB, dibandingkan dengan defisit fiskal pada 2021 sebesar 4,6 persen dari PDB.
 
Sementara itu, Fitch kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB (investment grade) dengan outlook stabil, pada 28 Juni 2022. Fitch sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB dengan outlook stabil pada 22 November 2021.
 
Perry Warjiyo menilai afirmasi peringkat Indonesia pada peringkat BBB dengan outlook stabil menunjukkan kepercayaan internasional terhadap stabilitas serta proyeksi ekonomi Indonesia ke depan. "Pemangku kepentingan internasional tetap memiliki keyakinan yang kuat atas terjaganya stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan