Ilustrasi. FOTO: Media Indonesia
Ilustrasi. FOTO: Media Indonesia

Bangkit dengan Mengejar Penerimaan Negara

Angga Bratadharma • 25 Mei 2021 11:16
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati terus memutar otak lebih keras guna meminimalisir risiko ekonomi di saat pandemi covid-19 belum juga berakhir di Indonesia. Upaya menekan risiko sangat penting mengingat laju covid-19 di Tanah Air belum ada tanda-tanda turun secara signifikan yang artinya masih ada ancaman di depan mata.
 
Mengutip data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Selasa, 24 Mei 2021, pasien covid-19 di Indonesia bertambah sebanyak 5.280 orang hingga Minggu, 23 Mei 2021. Total sudah ada 1.775.220 orang terpapar covid-19 di Indonesia. Selain itu, 3.550 pasien dinyatakan sembuh dari paparan covid-19 pada Minggu. Total 1.633.045 pasien covid-19 dinyatakan sembuh.
 
Sebanyak 123 orang meninggal karena covid-19. Tercatat, ada 49.328 korban jiwa akibat covid-19 di Indonesia. Satgas Penanganan Covid-19 juga mencatat ada tambahan 1.607 kasus aktif di Indonesia. Total kasus aktif atau pasien dirawat mencapai 92.847.  Kini, ada 72.958 spesimen covid-19 di Indonesia. Lalu, 82.305 orang berstatus sebagai suspek covid-19 di Indonesia.

Tak ditampik pemerintah memiliki banyak cara untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Namun, kesemuanya masih belum optimal untuk menahan signifikan penyebaran virus mematikan itu. Hal tersebut mengartikan semua pihak juga harus terlibat untuk bersama-sama dengan pemerintah menghentikan penyebaran covid-19.
 
Terkait kebijakan pemerintah yang meniadakan mudik Lebaran di tahun ini, misalnya, masih belum maksimal. Pasalnya, banyak para pemudik yang mencuri start sebelum kebijakan pelarangan mudik diberlakukan pemerintah. Kondisi diperparah lantaran pemerintah yang melarang mudik justru membuka tempat wisata. Bisa ditebak, tempat wisata diserbu masyarakat.
 
Bangkit dengan Mengejar Penerimaan Negara
 
Kondisi itu pada akhirnya menimbulkan kekhawatiran akan melonjaknya kasus covid-19 di Tanah Air. Belum lagi tingkat kedisiplinan masyarakat terkait protokol kesehatan kian memudar. Hal tersebut tentu sangat disayangkan mengingat tak sedikit masyarakat yang mematuhi kebijakan pemerintah dalam rangka mengakhiri pandemi covid-19.
 
Namun entah harus berkata dan bersikap seperti apa. Ada saja oknum yang justru mencari keuntungan untuk diri sendiri dengan menjual vaksin covid-19 palsu, tes covid-19 daur ulang, atau mereka yang merekayasa hasil tes covid-19 demi kepentingan tertentu. Gambaran penyalahgunaan wewenang pengendalian covid-19 jadi gambaran memilukan.
 
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie) mengingatkan penyalahgunaan wewenang dari pelaksana pengendalian covid-19 dapat menghambat pencapaian target pemerintah. Kondisi ini juga berpotensi meningkatkan kembali penyebaran virus korona di Tanah Air.
 
"Tata kelola pengendalian covid-19 harus diawasi ketat mulai aspek testing, tracing, treatment, distribusi vaksin, pendataan, hingga pemilihan para petugas pelaksananya," kata Rerie.
 
Bangkit
 
Pandemi covid-19 yang sempat memporak-porandakan Indonesia, baik dari sisi kesehatan, sosial, hingga ekonomi, memang patut menjadi pembelajaran bagi semua orang tanpa terkecuali di Tanah Air. Sikap gotong royong, saling menghormati, dan saling menghargai perlu dikedepankan agar bangsa ini bisa bangkit dari keterpurukan akibat virus mematikan itu.
 
Dari sisi ekonomi, pemerintah memberlakukan salah satu kebijakan insentif pajak guna menstimulasi bergeraknya roda perekonomian. Diskon pajak untuk kendaraan, misalnya, dilakukan untuk menggenjot konsumsi masyarakat. Hasilnya terbilang positif dan pemerintah
terus memikirkan insentif pajak lain agar pertumbuhan ekonomi tidak lagi minus di tahun ini.
 
 
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan