\ Warisan Besar Si Jenderal Tulip untuk Manchester United
Banyak hal bakal diberikan Louis van Gaal untuk MU
Banyak hal bakal diberikan Louis van Gaal untuk MU

Warisan Besar Si Jenderal Tulip untuk Manchester United

Bola manchester united 2017--2018
Hilman Haris • 03 Maret 2016 16:06
medcom.id, Jakarta:Louis van Gaal dielu-elukan ketika didapuk menjadi manajer Manchester United pada 19 Mei 2014. Sebagai manajer sarat pengalaman, Si Jenderal Tulip diyakini bisa membawa Red Devils meraih kesuksesan seperti yang sudah dilakukan Sir Alex Ferguson pada era 1990--2000-an.
 
Namun kisah yang dialami Van Gaal ternyata tak seindah yang dibayangkan. Pada musim pertama, Van Gaal dikritik karena hanya bisa membawa MU menempati peringkat keempat klasemen akhir 2014—2015. Reputasinya makin tercoreng karena Wayne Rooney dkk kalah 0-4 dari klub kecil, MK Dons di ajang Piala FA pada musim tersebut.
 
Tekanan yang didapat Si Jenderal Tulip makin bertambah berat pada musim 2015—2016. Bahkan, ia sempat dikabarkan bakal di PHK dan segera digantikan oleh eks manajer Chelsea, Jose Mourinho. Potensi ke arah situ muncul karena Van Gaal dianggap tak mampu memaksimalkan gelontoran uang yang sudah dikeluarkan manajemen dengan baik.
  Bayangkan, MU yang sudah membelanjakan uang hingga 139,7 juta Euro (sekitar Rp2 triliun) pada bursa transfer musim panas 2015 gagal lolos dari penyisihan grup Liga Champions dan keluar dari empat besar Liga Primer Inggris 2015—2016. Kritik kepada Van Gaal sedikit mereda lantaran MU meraih empat kemenangan beruntun sejak 23 Februari hingga 3 Maret.
 
Jika menilik dari performa dalam dua musim terakhir, rasanya sulit bagi MU untuk menjadi juara di kompetisi mayor di bawah asuhan Si Jenderal Tulip. Paling banter, Van Gaal hanya bisa mengantar Red Devils memenangi Piala FA atau Piala Liga musim depan. Tapi, fan MU tak perlu cemas. Sebab, ada hal lebih besar yang bakal diberikan sang meneer ketimbang sebuah trofi.
 
Fan MU yang melontarkan kritik sepertinya lupa bahwa Van Gaal merupakan manajer dengan catatan apik dalam pengembangan para pemain muda. Di bawah sentuhan emasnya, Ajax Amsterdam yang berisikan pemain muda mampu menjadi juara Liga Champions 1994—1995.
 
Sederet pemain muda sukses diorbitkan Si Jenderal Tulip pada saat itu. Termasuk kiper Edwin van der Sar. Kiper yang kemudian direkrut MU pada 2005.
 
Sentuhan emas Van Gaal berlanjut di Barcelona serta Bayern Muenchen. Selama menangani dua klub tersebut, Van Gaal dengan cermat melihat potensi dalam diri Xavi Hernandez, Andres Iniesta dan Thomas Mueller. Xavi diberi kesempatan melakoni debut bersama Barcelona pada 1998.
 
Sedangkan, Iniesta yang baru berusia 18 tahun mendapat kepercayaan dari Van Gaal untuk tampil bersama tim senior Blaugrana pada 2002. Nasib Mueller paling mujur. Sebab ia langsung dipercaya menjadi pemain inti Bayern ketika Van Gaal berkuasa pada 2009-10.
 
“Dia pembangun tim yang sangat hebat, seorang pengajar teknik yang baik. Jika sebuah klub ingin membangun tim dari awal, dia menjadi figur yang tepat. Van Gaal merupakan sosok pelatih yang sangat fanstastis,” puji Xavi.
 
Tanpa disadari, Van Gaal sudah melakukan hal serupa di MU. Setidaknya ada 13 pemain akademi Red Devils yang diberi kesempatan oleh Si Jenderal Tulip untuk melakoni debut bersama tim senior di Liga Primer Inggris 2015—2016.
 
Terbaru, Van Gaal memberi Marcus Rashford kesempatan debut saat MU melawan FC Midtjyyland di pentas Liga Europa dan kontra Arsenal di Liga Primer Inggris beberapa waktu lalu.
 
Intuisi Van Gaal lagi-lagi tepat. Rashford sukses mencetak dua gol ke gawang Midttjyyland dan dua gol saat melawan The Gunners. Jika berkaca dari kisah-kisah Van Gaal terdahulu, bisa jadi karier Rashford bakal secerah Xavi, Iniesta, dan Mueller.
 
DEMI GIGGS
Van Gaal tidak hanya piawai mengorbitkan pemain muda. Sejarah sudah membuktikan kalau sang meneer kerap kali mengubah takdir mantan pemain dan asisten pelatih yang pernah satu klub dengannya.
 
Buah dari hasil dari “karya” Si Jenderal Tulip sudah terpampang nyata pada saat ini. Berkat ajaran Van Gaal, Josep Guardiola, Luis Enrique, Jose Mourinho, dan Ronald Koeman sukses menjadi pelatih hebat pada era sepak bola modern.
 
Warisan Besar Si Jenderal Tulip untuk Manchester United“Saya belajar banyak dari dirinya. Ia salah satu pelatih terbaik di dunia,” puji Guardiola untuk pelatih yang pernah menanganinya saat di Barcelona pada medio 1990-an.
 
"Saya beruntung jadi salah satu pemainnya. Sebab, saya mendapat banyak pelajaran terkait taktik dan pengetahuan soal sepak bola menyerang," ungkap Guardiola.
 
“Van Gaal tipe pelatih yang bisa mencetak pelatih atau manajer hebat. Sejauh ini, Jose Mourinho merupakan “produk” paling hebat yang pernah dicetak Van Gaal,” ujar mantan bek MU, Gary Neville.
 
Perjalanan hidup Guardiola, Enrique, Mourinho, dan Koeman bukan tidak mungkin juga akan dilalui asisten manajer MU pada saat ini, Ryan Giggs. Sudah dua musim ia menimba ilmu bersama Van Gaal. Jumlah waktu yang sama dialami Mourinho ketika menjadi asisten pelatih Van Gaal di Barcelona.
 
Jika mampu menyerap seluruh ilmu dari Van Gaal dengan baik, rasanya Giggs berpotensi menjadi “The New” Guardiola atau Mourinho bagi Red Devils.
 
Si Jenderal Tulip tak layak mendapat kritik hanya karena Red Devils gagal menuai trofi dalam dua musim terakhir. Fan harus bersabar dan menyakini ada warisan besar yang bakal diberikan Van Gaal untuk Red Devils pada masa depan, yakni Giggs dan para pemain muda MU seperti Rashford.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(HIL)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif