medcom.id, Jakarta: Liga Italia Serie-A sempat menjadi primadona di kalangan pencinta sepak bola pada era 1990-an. Taburan pemain bintang membuat kompetisi ini terus dibicarakan dan nyaris tak pernah dilewatkan tiap kali tersiar di layar kaca.
Tapi situasinya mendadak berubah pada medio 2000-an. Kasus calciopoli membuat Liga Italia Serie-A mulai ditinggalkan peminat. Pemain-pemain bintang satu per satu memilih untuk mengadu nasib di Inggris, Spanyol, hingga ke Jerman.
Prestasi tim-tim Italia akhirnya terpuruk. Tak heran mereka mulai kehilangan taji di pentas Eropa. Situasi ini diyakini menjadi salah satu penyebab pamor klub-klub Liga Italia menurun.
Seluruh stakeholder di Liga Italia sadar soal hal itu. Buktinya mereka coba berbenah agar klub-klub Italia bisa kembali unjuk gigi di percaturan kompetisi Eropa. Juventus, AS Roma, Inter Milan, dan AC Milan satu per satu menggalang kekuatan finansial agar bisa membeli pemain bintang.
Lega Calcio juga memberi bantuan. Selaku operator kompetisi, mereka sebisa mungkin menyusun jadwal enak kepada tim besar agar bisa dalam kondisi segar sebelum tampil di Liga Champions.
Cara itu perlahan-lahan membuahkan hasil. Juventus sukses melaju hingga ke final Liga Champions musim lalu. Prestasi itu tentu membuat nama Juventus mulai kembali diperhitungkan di kompetisi Benua Biru.
Inter, Roma, dan Milan juga mulai memetik hasil dari pembehanan dalam beberapa tahun terakhir. Setelah banting tulang memperbaiki finansial klub, mereka akhirnya sukses mendapatkan uang segar guna berburu pemain bintang pada bursa transfer musim panas ini.
Inter mengeluarkan 40 juta euro untuk Geoffrey Kondogbia. Milan bisa mengguyur Shakhtar Donetsk dan Sevilla puluhan juta euro guna mendapatkan Luiz Adriano dan Carlos Bacca. Sedangkan Roma mampu menawarkan gaji besar agar Edin Dzeko dan Mohamed Salah mau merapat.
PAKET LENGKAP
Keberadaan pemain bintang punya dampak positif untuk Liga Italia Serie-A. Keberadaan mereka setidaknya akan menghilangkan citra Liga Italia sebagai kompetisi yang kental dengan pertandingan monoton, membosankan, miskin gol, dan membuat penonton cepat bosan.
Kini, Liga Italia Serie-A berpotensi menawarkan sebuah tontonan lengkap kepada fan. Permainan cantik, aksi-aksi hebat dari pemain bintang, serta pergulatan taktik dan strategi bakal sering tercipta di atas lapangan pada musim ini.
Hanya itu? Tidak. Liga Italia bakal tambah seru karena perang urat syaraf sebelum pertandingan diprediksi kembali panas pada musim ini. Maklum, Milan, Inter, dan Roma sudah memperkuat diri dan sangat berambisi menjadi juara. Mereka tentunya tidak akan malu-malu apalagi pasrah sebelum bertanding seperti musim-musim sebelumnya.
Kini, mereka sebisa mungkin saling melemparkan perang urat syaraf guna mencoba memengaruhi media dan menjatuhkan mental lawan. Tujuannya jelas, mereka ingin mendapat keuntungan dalam pertandingan.
Keseruan Liga Italia sudah kembali. Sekarang saatnya fan melihat paket lengkap sebuah persaingan di ranah sepak bola yang meliputi adu taktik strategi, olah bola pemain, plus rivalitas nan emosional, hingga intrik layaknya dunia politik.
Benvenuto Liga Italia Serie-A!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(FIT)