\ Menganalisa Dahsyatnya Taktik 3-4-3 Antonio Conte
Antonio Conte memberikan ucapan selamat kepada para pemain Chelsea usai memenangi laga kontra Bournemouth (Foto:  AFP PHOTO / Ben STANSALL)
Antonio Conte memberikan ucapan selamat kepada para pemain Chelsea usai memenangi laga kontra Bournemouth (Foto: AFP PHOTO / Ben STANSALL)

Chelsea

Menganalisa Dahsyatnya Taktik 3-4-3 Antonio Conte

Bola liga inggris chelsea 2017--2018
Achmad Firdaus • 02 Januari 2017 20:23
CHELSEA telah menjelma sebagai tim yang sangat menakutkan di Liga Primer Inggris musim ini. Sebuah rekor baru pun mereka ciptakan usai meraih 13 kemenangan beruntun. Lantas, apa yang jadi rahasia kegemilangan Chelsea ini?
 
Rahasia utama tentunya ada pada sosok pelatih Antonio Conte yang baru didatangkan pada awal musim lalu. Pria Italia 47 tahun tersebut sukses membuat terobosan baru yang cukup membingungkan lawan-lawannya.
 
Memang, awalnya Conte sempat dibuat pusing dengan karakter bermain tim-tim Liga Primer Inggris. Selain itu, komposisi skuat The Blues yang dimilikinya juga tidak memungkinkan dirinya untuk memainkan pola tiga bek yang menjadi andalannya selama melatih Juventus dan Timnas Italia.
  Pola 4-2-3-1 dan 4-3-3 pun sempat dipilihnya. Sayangnya, strategi ini tidak berjalan sesuai dengan harapannya. Chelsea memang sukses meraih kemenangan di tiga laga awal, namun setelah itu mereka mulai inkonsisten. Mereka ditahan imbang Swansea, dikalahkan Liverpool, dan puncaknya dipecundangi Arsenal dengan skor telak 3-0 pada pekan keenam.
 
Dari kekalahan inilah, Conte kemudian melakukan perubahan cukup drastis dalam skuatnya. Dia memilih skema 3-4-3 karena memang sudah sangat fasih menerapkan strategi tiga bek.
 
Meski menggunakan skema yang tidak lazim digunakan tim-tim di Liga Primer Inggris, namun hasilnya luar biasa. Chelsea langsung menjelma sebagai tim yang superior. Enam laga berikutnya sukses dimenangi The Blues tanpa kebobolan. Hebatnya, lawan-lawan yang dikalahkan Chelsea kala itu, bukan sembarangan. Di antaranya, juara bertahan Leicester City, Manchester United dan Everton.

Baca:Rahasia Conte Jaga Konsistensi Chelsea


Kedahsyatan pola 3-4-3 Chelsea terus berlanjut. Tottenham Hotspur dan Manchester City adalah lawan-lawan tangguh yang ikut jadi korban keganasan Chelsea. Mereka yang sempat tercecer di posisi delapan pun, langsung meroket ke puncak klasemen dan tidak tergoyahkan sejak pekan ke-12.
 
Kemenangan 4-2 atas Stoke City pada pekan ke-19 di Stamford Bridge pada malam tahun baru lalu, merupakan kemenangan 13 beruntun yang dicetak Chelsea musim ini. Chelsea kian nyaman di puncak klasemen sementara dengan keunggulan enam poin dari Liverpool di tempat kedua.
 
Apa Kehebatan Taktik 3-4-3 Conte?
Pola 3-4-3 yang diterapkan Conte memang ampuh membuat Chelsea tampil kuat di segala lini. Formasi tersebut juga cukup fleksibel di mana saat menyerang, pola Chelsea bisa berubah jadi 3-2-5, sedangkan saat bertahan menjadi 5-2-3.
 
Lini tengah menjadi fokus utama kekuatan Chelsea. Kehadiran Marcos Alonso dan Victor Moses di kedua sisi membuat Chelsea tampil sama kuatnya baik saat menyerang maupun bertahan.
 
Saat menyerang, Alonso dan Moses bisa menyisir sisi lapangan untuk memancing bek sayap lawan meninggalkan posnya. Mereka juga bisa menusuk langsung ke tengah untuk mengganggu konsentrasi bek tengah lawan. Dengan demikian, terbuka-lah ruang untuk Diego Costa atau Pedro dan Eden Hazard di lini kedua.
 
Kedisiplinan Alonso dan Moses sejauh ini jadi kunci tangguhnya lini pertahanan Chelsea. Mereka bisa turun hingga ke sisi pertahanan untuk melapisi tiga bek Chelsea atau langsung mematikan alur bola lawan di lapangan tengah.
 
Kehadiran Moses dan Alonso juga memudahkan kinerja Pedro dan Hazard. Mereka tidak harus turun jauh ke belakang untuk menjemput bola. Dengan ruang yang cukup terbuka, Pedro dan Hazard lebih leluasa merangsek masuk ke kotak penalti atau mengancam dari sisi lapangan.
 
Ketika kehilangan bola, mereka juga tidak perlu khawatir karena Alonso dan Moses siap melapisi. Pun demikian dengan N'Golo Kante dan Nemanja Matic di tengah lapangan.
 
Menganalisa Dahsyatnya Taktik 3-4-3 Antonio Conte
(Infografis: Metrotvnews.com/Rakhmat Riyandi)
 
Dengan banyaknya ruang di lapangan yang diisi para pemain Chelsea, Diego Costa sebagai target man pun tinggal mengisi ruang-ruang kosong yang ditinggalkan bek lawan. Jadi, bukan hal yang aneh jika Costa tampil sebagai top scorer sementara musim ini dengan koleksi 14 gol.
 
Namun, Costa tidak berfungsi sebagai mesin gol. Ia juga bisa berperan sebagai pemberi umpan. Dengan kekuatan fisik yang dimilikinya, Costa bisa menarik satu atau dua bek lawan untuk mengawalnya sehingga ada ruang terbuka untuk Hazard atau Pedro. Hal itu dibuktikan dengan lima assist yang sudah dibuat Costa musim ini. Adapun, Hazard dan Pedro juga cukup produktif dengan koleksi sembilan dan lima gol.
 
Peran N'Golo Kante dan Nemanja Matic juga tidak kalah penting. Kante yang punya energi prima, mampu bergerak mobile di tengah lapangan, sehingga memudahkan peran Nemanja Matic sebagai gelandang kreatif yang tugasnya mengirim bola ke ruang kosong. Peran gelandang kreatif cukup sukses dijalankan Matic dengan koleksi enam assist.

Baca juga:Conte Semringah Menyamakan Rekor Kemenangan Arsenal


Satu pemain lain yang punya peran tidak kalah penting adalah David Luiz. Peran yang dimainkan Luiz di musim ini bisa dikatakan hampir mirip seperti peran seorang libero. Luiz yang posisi aslinya di jantung pertahanan, bisa bergerak maju hingga ke lapangan tengah untuk mengalirkan bola ke depan.
 
Saat meninggalkan posnya, Luiz juga tidak perlu khawatir karena Kante siap melapis. Pun demikian dengan Gary Cahill dan Cesar Azpilicueta yang bisa merapat ke kotak penalti, sementara kedua sisi pertahanan diamankan oleh Alonso dan Moses.
 
Dengan skema ini, baru sekitar 41 tendangan yang bisa diarahkan lawan-lawan Chelsea ke gawang Thibaut Courtois. Itu merupakan jumlah terendah dari semua tim di Liga Primer Inggris musim ini. Jadi, bukan hal yang aneh jika Chelsea baru kebobolan 13 gol --paling sedikit-- di musim ini.
 
Chelsea Berpeluang Pecahkan Rekor Arsenal
Meraih 13 kemenangan beruntun menjadi rekor tersendiri dalam sejarah Chelsea. Sementara di Liga Inggris, catatan tersebut membuat Chelsea menyamai rekor rival sekotanya, Arsenal yang juga sukses mencatatkan 13 kemenangan beruntun dalam satu musim (2001--2002). Ini merupakan rekor kemenangan beruntun terpanjang dalam sejarah Liga Primer Inggris yang ditorehkan dalam satu musim.
 
Sementara untuk rekor kemenangan beruntun terpanjang masih dipegang Arsenal dengan 14 kemenangan beruntun (13 kemenenangan beruntun di musim 2001--2002 & 1 kemenangan di musim 2002--2003).
 
Menganalisa Dahsyatnya Taktik 3-4-3 Antonio Conte
(Infografis: Metrotvnews.com/M.Rizal)
 
Khusus bagi Conte, rekor 13 kemenangan beruntun menjadikannya sebagai pelatih pertama di Inggris yang sukses memenangi 16 laga dari 19 laga pembuka Liga Primer Inggris.
 
Melihat kondisi ini, Chelsea berpeluang besar merengkuh gelar juara musim ini. Apalagi, ada sebuah mitos unik di Liga Primer Inggris di mana dalam tujuh edisi terakhir, enam tim yang berada di puncak klasemen saat periode natal, tim tersebut akan keluar sebagai juara.
 
Akankah mitos tersebut berlaku untuk Chelsea? Yang jelas, Conte dan para pemain Chelsea masih harus mencurahkan fokusnya pada 19 laga tersisa di paruh kedua musim ini, dan itu dimulai saat melawat ke markas Tottenham Hotspur, 5 Januari dini hari WIB.
 
Video:?Chelsea Catat 13 Kemenangan Beruntun

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ACF)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif