Jakarta: Insiden Haringga Sirila, suporter Persija Jakarta yang tewas jelang laga Persib Bandung melawan Persija, dinilai bukan kapasitas pihak keamanan. Khusus laga klasik tersebut, panitia pihak kemanan, dalam hal ini kepolisian, bahkan digandakan jumlahnya dibandingkan dengan laga-laga lain.
Hal tersebut dikatakan Edy Rahmayadi selaku Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI). Edy mengklarifikasi adanya tuduhan yang menyebutkan liga tidak becus menanggulangi hal yang sebenarnya sudah seperti penyakit kambuhan suporter sepak bola Indonesia.
"Ada yang mengatakan liga tidak bisa melaksanakan pengamanan ini, liga terlepas dalam SOP-nya, mohon maaf, saya laporkan kepada masyarakat. Yang biasanya dalam satu laga ada 1500 dari pihak kepolisian yang mengamankan, untuk Jakmania (Persija) dengan Bobotoh (Persib) ini ditingkatkan keamanannya menjadi 4300 personil," kata Edy dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa (25/9).
"Kepolisian sudah begitu ketat mengamankan, telah maksimal dilaksanakan di dalam lapangan. Karena khawatir, kalau (salah satu kalah), mereka ribut. Makanya diperketat di dalam," terang Edy.
"Tahu-tahu terjadi ini (insiden Haringga) belum dalam pelaksanaan sepak bola, malah terjadinya di luar lapangan bola. Kita tidak bisa menentukan itu, saya belum bisa menentukan itu," lanjut dia.
Edy bersama PSSI mengambil langkah untuk menghentikan sementara kegiatan Liga 1 Indonesia sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Hal tersebut demi mengencangkan investigasi kasus meninggalnya Haringga.
Haringga meninggal dunia setelah dikeroyok oleh oknum suporter Persib Bandung beberapa saat sebelum laga Persib vs Persija dihelat di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Pihak kepolisian juga sudah menetapkan delapan tersangka yang melakukan pengeroyokan.
Pemain Persib Tabur Bunga di Lokasi Haringga Tewas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(FIR)