Pelatih asal Belanda tersebut mengatakan, pihaknya tidak merasa khawatir jika mendapat hasil buruk di turnamen ini. Khususunya setelah kalah di laga perdana menghadapi PSMS Medan dengan skor 2-1.
"Sekali lagi, turnamen Piala Presiden tidak pernah ada dalam rencana (pramusim) kita. Jadi kita berpartisipasi karena itikad baik dan memang karena sebuah kewajiban," kata Robert Rene Alberts dilansirAntara,Kamis (18/1/2018).
Baca:Gol Debut Para Bintang Bantu Madura United Bantai Perseru
Ia menjelaskan, persiapan akan lambat berkembang khususnya di masa pramusim
jika langsung berkompetisi secara kompetifif di Piala Presiden. Mantan pelatih Arema Malang itu mencontohkannya pada pelaksanaan Piala Presiden 2017.
Tiga tim teratas saat itu, Arema FC, Pusamania Borneo FC (PBFC), dan Semen Padang mampu mendominasi Piala Presiden 2017.Namun, kondisi itu berbanding terbalik dengan pencapaian di Liga 1, di mana PBFC dan Arema hanya finis di papan tengah dan Semen Padang justru harus terdegradasi.
Sebaliknya, kondisi berbeda didapatkan tiga tim papan atas yakni PSM, Bhayangkara FC dan Bali United. Menurutnya, ketiga tim itu sudah tersingkir di babak awal Piala Presiden 2017, namun mampu menempati peringkat tiga teratas di akhir klasemen Liga 1.
"Jadi yang saya tanyakan, yang mana paling penting, Liga atau Piala Presiden. Tim yang bagus persiapannya sampai akhir liga dan telah mempergunakan waktu persiapan lebih maksimal maka tentu hasilnya juga lebih baik," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(REN)