Sepanjang September 2020, tim cek fakta medcom merangkum beberapa informasi hoaks yang banyak menyita perhatian publik. Di antaranya, hoaks terkait bantuan langsung tunai (BLT) Rp4 juta bagi pemilik kartu BPJS dan kabar kakek dari politikus PDIP Arteria Dahlan yang disebut pengurus Partai Komunis Indonesia (PKI) di Sumatra Barat.
Klaim Keluarga Pemilik Kartu BPJS akan Dapat BLT Rp4 Juta
Beredar narasi bahwa semua keluarga pemilik kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) akan menerima bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp4 juta. Narasi ini beredar di media sosial.
Dari hasil penelusuran tim cek fakta medcom, klaim bahwa semua keluarga pemilik kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) akan menerima bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp4 juta, adalah salah. Faktanya, narasi yang beredar tidak utuh. Dilansir Kompas.com, Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma'ruf menegaskan informasi tersebut merupakan hoaks. Pula bantuan uang dari BPJS didasarkan pada Keppres Nomor 3 Tahun 2019, adalah salah. Lagi pula, di dalam narasi yang beredar tidak dijelaskan BPJS yang dimaksud. Apakah BPJS Kesehatan atau BPJS Ketenagakerjaan.

Beredar Dokumen Kakek Arteria Dahlan Pernah jadi Anggota Fraksi PKI di DPR
Beredar sejumlah foto memperlihatkan profil tokoh PKI DN Aidit, daftar anggota fraksi dan susunan pengurus atau pimpinan fraksi PKI di DPR RI. Foto itu beredar di media sosial. Dalam narasinya disebutkan kakek Arteria Dahlan pernah menjadi anggota DPR dari Fraksi PKI.
Dari penelusuran tim Cek Fakta Medcom.id, klaim bahwa dokumen itu terkait dengan kakek Anggota Fraksi PDIP DPR Arteria Dahlan, tidak berdasar. Faktanya, Arteria memberikan bantahan terkait isu dirinya cucu tokoh PKI.
Dilansir Detik.com, Arteria mengakui ada tokoh PKI bernama Bachtaroeddin, yang berasal dari Maninjau, Sumatera Barat. Namun Arteria membantah memiliki hubungan kekeluargaan dengan Bachtaroedin.
"Kakek saya namanya Dahlan, bukan Bachtarudin yang tokoh PKI itu. Jadi namanya AD itu adalah Arteria Dahlan bin Zaini bin Dahlan bin Ali bin Sulaiman. Mereka semua orang-orang alim. Nenek saya Bu Nian (Dahniar) guru ngaji orang-orang di Maninjau lebih dari tiga generasi," kata Arteria.

Di Dalam Uang Rp75 Ribu Ada Video Lagu Indonesia Raya
Beredar sebuah video memperlihatkan seorang pria memamerkan uang pecahan Rp75 ribu. Di dalam uang itu terdapat video seperti paduan suara yang menyanyikan lagu "Indonesia Raya". Video itu beredar di tengah masyarakat di antaranya melalui pesan berantai WhatsApp.
Dari penelusuran tim Cek Fakta Medcom.id, Bank Indonesia (BI) memberikan penjelasan lebih lanjut. BI membantah memproduksi uang rupiah berisi video tersebut.
Dilansir Liputan6.com, Mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Triawan Munaf juga melakukan hal yang sama. Namun terhadap pecahan uang Rp100 ribu. Pada selembar uang itu muncul visual paduan suara yang menyanyikan lagu "Indonesia Raya".
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menjelaskan pihaknya tidak membuat konten augmented reality (AR) pada uang Rp 75 ribu dan pecahan lainnya. Onny menegaskan uang dengan konten AR tidak termasuk ciri uang rupiah yang diedarkan Bank Indonesia.

Kader PDIP Dewi Tanjung Meninggal Dunia
Kader Partai Demokrasi Perjuanagan Indonesia (PDIP) Dewi Tanjung dikabarkan meninggal dunia. Dewi ini adalah sosok yang kerap membuat laporan polisi terkait sejumlah kasus yang dianggap melibatkan nama-nama beken.
Di antaranya Dewi pernah melaporkan mantan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais ke Polda Metro Jaya pada 14 Mei 2019. Laporan itu terkait dugaan makar
Dewi juga pernah melaporkan penyidik KPK, Novel Baswedan pada November 2019. Ia menuding Novel merekayasa kasus penyiraman air keras.
Dari penelusuran tim Cek Fakta Medcom.id, klaim bahwa Kader PDIP Dewi Tanjung, sosok pelapor sejumlah nama beken, meninggal dunia, adalah salah. Faktanya, Dewi masih sehat walafiat.
"Itu hoaks mas. Saya sudah telepon beliau. Beliau sehat walafiat," kata kolega Dewi, Permadi Arya yang akrab disapa Abu Janda kepada Medcom.id, Rabu 18 Februari 2020.
Vaksin Korona Asal Tiongkok Mengandung Babi
Beredar sebuah narasi melalui pesan berantai aplikasi Whatsapp yang menyebutkan vaksin korona mengandung babi. Serta vaksin korona dari Tiongkok bagian dari sindikat perdagangan gelap internasional.
Dalam pesan berantai yang mengatasnamakan dari Relawan Pribumi dan Santri mengajak masyarakat menolak vaksinasi virus korona atau covid-19.
Dari hasil penelusuran tim cek fakta medcom.id, klaim vaksin korona dari Tiongkok mengandung babi adalah salah. Faktanya,Bio Farma memastikan vaksin Sinovac dari Tiongkok tidak mengandung gelatin babi dan sertifikasi halalnya sedang diproses oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dilansir dari Bisnis.com, PT Bio Farma (Persero) telah mendapatkan surat pernyataan dari Sinovac Biotech Ltd. bahwa vaksin yang diproduksi tidak mengandung gelatin babi.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir saat video conference dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Kamis, 27 Agustus 2020. Sinovac menjamin bahan baku yang digunakan bebas dari kandungan gelatin babi (porcine).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News