Akun Facebook ini turut membagikan video itu pada Sabtu, 11 Juni 2022.Dalam video itu, terlihat warga mengenakan pakaian serba putih memenuhi ruas jalan. Berapa membawa bendera dan spanduk. Akun itu juga menyertakan narasi sebagai berikut:
"jutaan umat muslim India turun ke jalan atas penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW,"
Benarkah? Berikut cek faktanya.
![[Cek Fakta] Video Jutaan Umat Muslim di India Turun ke Jalan Protes Penghinaan Nabi Muhammad? Begini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/Screen%20Shot%202022-06-11%20at%2018_21_23.png)
Penelusuran:
Dari hasil penelusuran, klaim pada video yang beredar memperlihatkanjutaan umat muslim di India turun ke jalan memprotes penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW adalah salah. Faktanya, peristiwa dalam video tersebut terjadi di Bangladesh bukan India. Melalui reverse image, video yang sama dimuat kanal YouTube kantor berita AP, AP Archive, berjudul "Tens of thousands rally against Macron in Dhaka" dimuat pada 7 November 2020. Berikut terjemahan penjelasan dari video tersebut:
Puluhan ribu warga Muslim berbaris di jalan-jalan di ibu kota Bangladesh pada hari Senin dalam aksi protes terbesar di negara itu terhadap presiden Prancis yang mendukung undang-undang sekuler yang mengizinkan karikatur Nabi Muhammad.
Para pengunjuk rasa, yang diorganisir oleh kelompok Hefazat-e-Islam, jaringan guru dan siswa di ribuan sekolah Islam, berkumpul di luar Masjid Baitul Mokarram di pusat kota Dhaka. Mereka meneriakkan slogan-slogan seperti "Ganyang Prancis" dan "Boikot Produk Prancis" dan membakar patung Presiden Prancis Emmanuel Macron.
“Saya meminta pemerintah Prancis untuk meminta maaf kepada 2 miliar Muslim di dunia. Saya juga meminta umat Islam dunia untuk menunjukkan iman mereka dengan memboikot produk Prancis dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Prancis,” Nur-Husain-Kashemi, pemimpin kelompok itu kepada para pengunjuk rasa.
Protes pada Senin itu adalah yang terbesar dalam serangkaian demonstrasi anti-Prancis sejak pekan lalu yang menyerukan penutupan Kedutaan Besar Prancis dan Perdana Menteri Sheikh Hasina untuk mengutuk Prancis. Hasina belum berkomentar secara resmi.
Hefazat-e-Islam dan kelompok serta partai Islam lainnya mendukung pengenalan hukum Islam di Bangladesh, yang diatur oleh sistem hukum yang sebagian besar didasarkan pada hukum umum Inggris.
Negara-negara mayoritas Muslim di seluruh dunia telah marah dengan penolakan Macron pekan lalu untuk mengutuk publikasi atau tampilan karikatur Nabi Muhammad. Dalam Islam, penggambaran nabi apa pun dilarang.
![[Cek Fakta] Video Jutaan Umat Muslim di India Turun ke Jalan Protes Penghinaan Nabi Muhammad? Begini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/Screen%20Shot%202022-06-11%20at%2018_28_33.png)
Seperti diketahui, belakangan ini seorang politikus India bernama Nupur Sharma dinilai menghina Nabi Muhammad SAW. Ia adalah ketua pemuda Partai Bharatiya Janata (BJP) yang menaungi Perdana Menteri (PM) Narendra Modi di India. Sharma dikecam sampai akhirnya dipecat oleh partainya karena pernyataan kontroversialnya.
Kesimpulan:
klaim pada video yang beredar memperlihatkanjutaan umat muslim di India turun ke jalan memprotes penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW adalah salah. Faktanya, peristiwa dalam video tersebut terjadi di Bangladesh bukan India.
Informasi ini jenis hoaks false context (konteks keliru). False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
![[Cek Fakta] Video Jutaan Umat Muslim di India Turun ke Jalan Protes Penghinaan Nabi Muhammad? Begini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/Cek%20Fakta%20-%20False%20Context(117).jpeg)
Referensi:
https://www.youtube.com/watch?v=988JU636-5g
*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surel cekfakta@medcom.id atau WA/SMS ke nomor 082113322016
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News