[Cek Fakta] Peneliti Australia Sebut Jokowi Presiden Tak Berkemampuan Tapi Memiliki Daya Rusak? Cek Faktanya

Beredar sebuah postingan di media sosial yang menampilkan tangkapan layar dari sebuah artikel media online yang judulnya menarasikan bahwa Joko Widodo merupakan presiden yang tak berkemampuan tapi memiliki daya rusak.
 
Akun Facebook ini membagikan unggahan tersebut pada 21 Mei 2023 oleh akun Facebook bernama Martine Lee. Berikut narasi pada judul yang beredar:
 
"Peneliti Australia Sebut : Jokowi Presiden Tak Berkemampuan Tapi Memiliki Daya Rusak"

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

• Happy
• Inspire
• Confuse
• Sad

 
Benarkah? Berikut cek faktanya.
 
Penelusuran:
Dari hasil penelusuran, klaim pada narasi judul yang beredar bahwa peneliti Australia sebutJoko Widodo merupakan presiden yang tak kerkemampuan tapi memiliki daya rusak adalah salah. Faktanya, informasi tersebut adalah hoaks lama yang kembali beredar.
 
Melalui reverse image, tangkapan layar tersebut adlaah hasil manipulasi dari artikel asli yang dipublikasikan oleh media IDNToday News padal 4 September 2020 dengan judul "Peneliti Australia Sebut Jokowi Seperti Walikota di Istana Presiden".
 
Hoaks ini sudah beredar sejak Oktober 2022. Artikel debunk dengan topik yang sama telah dipublikasikan di situs turnbackhoax.id dengan judul "[SALAH] Judul Artikel IDNTODAY News 'Peneliti Australia Sebut: Jokowi "Presiden Tak Berkemampuan" Tapi Memiliki Daya Rusak'", diunggah pada 5 Oktober 2022.
 
Kesimpulan:
Klaim pada narasi judul yang beredar bahwa peneliti Australia sebutJoko Widodo merupakan presiden yang tak kerkemampuan tapi memiliki daya rusak adalah salah. Faktanya, informasi tersebut adalah hoaks lama yang kembali beredar.
 
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
 
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News