Akun twitter @PatriotAU membagikan kabar itu pada 24 Juni 2021. Akun itu mengunggah sebuah artikel daring dari situs thebl.tv. Pada artikel itu disebutkan Moderna bersama dengan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), pada Desember 2019 mengirim kandidat vaksin virus corona RNA ke University of North Carolina. Kedua pihak menandatangi Perjanjian Transfer Material (MTA).
Penandatangan dokumen tersebut adalah Dr. Ralph Baric pada 12 Desember 2019, dan Jacqueline Quay pada 16 Desember 2019, keduanya untuk University of North Carolina, Dr. Amy F. Petrik pada 12 Desember 2019, dan Dr. Barney Graham untuk NIAID, dan Sunny Himansu dan Shaun Ryan, keduanya pada 17 Desember 2019, untuk Moderna.
Pendantangan itu dilakukan sebelum wabah covid-19 yang berawal di Wuhan, Tiongkok, ditetapkan sebagai pandemi.
"Moderna mengembangkan vaksin sebelum pandemi, ungkap dokumen rahasia" bunyi judul artikel yang beredar.
![[Cek Fakta] Dokumen Rahasia Bocor Sebut Moderna Sudah Kembangkan Vaksin Covid-19 Sebelum Pandemi? Ini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/Screen%20Shot%202021-07-03%20at%2016_18_56.png)
Penelusuran:
Dari hasil penelusuran klaim bahwa Moderna sudah mengembangkan vaksin sebelum pandemi covid-19 adalah salah. Faktanya, bukan vaksin SARS-CoV-2 atau Covid-19, melainkan kandidat vaksin MERS-CoV yang dikirim ke University of North Carolina.
Dilansir AFP, seorang juru bicara NIAID mengatakan bahwa Pusat Penelitian Vaksin dan Moderna telah berkolaborasi dalam penelitian vaksin sejak 2017. Ditanya tentang MTA, juru bicara itu mengatakan pada 23 Juni 2021: “Materi yang ditransfer ke UNC pada Desember 2019 adalah kandidat vaksin untuk virus Corona Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan bukan SARS-CoV-2.”
Ada banyak jenis coronavirus manusia . MERS-CoV adalah coronavirus Sindrom Pernafasan Timur Tengah, yang terdeteksi di Arab Saudi pada tahun 2012.
UNC pun membenarkan alasan MTA tersebut. Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke AFP pada 25 Juni 2021, universitas tersebut mengatakan: "Dokumen tersebut merujuk pada pekerjaan oleh University of North of Carolina di Chapel Hill untuk mengembangkan vaksin mRNA untuk melindungi dari MERS."
Namun, hingga saat ini Moderna belum memberi permintaan konfirmsi dari AFP.
![[Cek Fakta] Dokumen Rahasia Bocor Sebut Moderna Sudah Kembangkan Vaksin Covid-19 Sebelum Pandemi? Ini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/Screen%20Shot%202021-07-03%20at%2016_43_49.png)
Kesimpulan:
Klaim bahwa Moderna mengembangkan vaksin sebelum pandemi covid-19 adalah salah. Faktanya, bukan vaksin SARS-CoV-2 atau Covid-19, melainkan kandidat vaksin MERS-CoV yang dikirim ke University of North Carolina.
Informasi ini jenis hoaksfalse context(konteks keliru).False contextadalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
![[Cek Fakta] Dokumen Rahasia Bocor Sebut Moderna Sudah Kembangkan Vaksin Covid-19 Sebelum Pandemi? Ini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/WhatsApp%20Image%202020-08-07%20at%2018_30_14-3(107).jpeg)
Referensi:
1. https://factcheck.afp.com/moderna-had-not-developed-covid-19-vaccine-2019
2. https://archive.md/KCaNy
*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surel cekfakta@medcom.id atau WA/SMS ke nomor 082113322016