"Makanya menenun itu mulai diajarkan sejak usia 9 tahun. Jadi rata-rata mereka sudah pandai (menenun) di usia 12 tahun," terang Zohir, pemandu wisata di Kampung Tenun Sukarare, Lombok, saat dijumpai Metrotvnews.com.
Namun kini, peraturan tidak diperbolehkan menikah sebelum pandai menenun itu telah pudar seiring berjalannya waktu. Meski demikian, anak-anak perempuan Lombok tetap diwajibkan belajar menenun sejak dini agar tidak lupa terhadap akar budayanya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

"Selain itu, bisa juga untuk membantu ekonomi orangtuanya. Tidak sedikit anak-anak sini yang cari uang jajan sendiri lewat menenun," tambahnya.
Dalam sehari, sebagian besar perempuan Lombok rata-rata bisa menghasilkan 30 cm kain tenun songket, dan 100 cm kain tenun ikat.
Ada banyak pusat souvenir yang menjual kain tenun khas Lombok. Salah satunya di Desa Sukarare yang berjarak 25 kilometer dari Kota Mataram. Di sini, Anda bisa berbelanja souvenir tenun sekaligus belajar menenun itu sendiri bersama ahlinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(LOV)