"Mereka butuh promo dan harga tapi juga butuh service dan layanan terbaik dari setiap OTA (Online Travel Aggregator) untuk mempermudah mereka," ujar Industry Manager Google Indonesia Zulfi Rahardian di Kantor Google Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa, 24 September 2019.
Baik akomodasi, lokasi destinasi, maupun tempat singgah atau hotel selama berwisata. Penelusuran untuk fitur dan layanan akomodasi naik sebesar 138 persen dari paruh pertama tahun 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Wisatawan makin selektif dan menginginkan layanan seperti pengembalian dana, pengubahan jadwal, dan penundaan pembayaran, baik untuk yang branded maupun non-branded," paparnya.
Zulfi memaparkan, dalam Google Trends, selama Januari 2018 hingga Juni 2019, ada empat terbanyak mengenai pencarian fitur atau layanan dari OTA. Keempatnya, yakni cara cek in Traveloka, cara reschedule Traveloka, cara refund Tiket, dan Traveloka paylater.
Sedangkan, pencarian promo OTA yang paling banyak dicari ialah Traveloka promo, promo tiket Traveloka, promo Tiket, dan Pegipegi promo.
Selama 18 bulan terakhir, pengguna OTA pun meningkat sebesar 20 persen. OTA favorit dalam empat teratas berdasarkan hasil analisis Google, ialah Traveloka, Tiket, Pegipegi, Airy, dan OYO.
"Sebagai salah satu OTA terdepan di Indonesia, Pegipegi terus berkomitmen untuk membuka kemudahan akses perjalanan kepada seluruh masyarakat dengan harga yang kompetitif serta didukung dengan produk dan layanan yang lengkap dan praktis," imbuh CMO Pegipegi Serlina Wijaya.
Serlina pun menganggap penting fitur dan kenyamanan bagi pelanggannya. Harga yang kompetitif dan promosi harus dibarengi dengan service atau pelayanan yang membuat nyaman dan brang yang harus terpercaya.
Menurut Ika Paramita selaku Vice President Marketing Airy, pihaknya telah mempertahankan statusnya. Yakni, sebagai jaringan akomodasi besar yang memiliki lebih dari 2000 partner hotel di lebih dari 100 kota.
"Ini tercapai dengan memanfaatkan insight dari Google untuk mengetahui tren wisata di Indonesia dan menjadikannya dasar dalam menyusun strategi digital yang menyeluruh," aku Ika.
Keduanya pun mengakui bahwa industri pariwisata tidak bisa berkembang pesat, jika tidak ada perkembangan baik dari infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)