Kripik. Foto: Pexels.com
Kripik. Foto: Pexels.com

Mengapa Makanan Renyah Digemari?

Rona kuliner
Dhaifurrakhman Abas • 19 Juni 2019 15:21
Faktor suara saat menyungah makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi manusia dalam memilih makanan.  Normalnya, orang lebih tertarik mengonsumsi makanan renyah yang menghasilkan kebisingannya mencapai 63 desibel.
 

Jakarta:
Anda mungkin bisa menebak jenis makanan hanya dengan menghirup aromanya saja. Bahkan aroma makanan yang terendus bisa bikin perut keroncongan dan berharap segera mencicipinya.
 
Meski begitu, aroma makanan rupanya bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi seseorang mencicipi makanan. Ternyata, tekstur makanan juga memainkan peran kunci dalam proses ini.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Hal tersebut dijelaskan dalam studi Scientific Report. Dalam studi ini, tim penelitian melibatkan 111 sukarelawan untuk mencicipi makanan cokelat. Tim peneliti juga memeriksa kepekaan fisik sukarelawan serta menanyakan bagaimana persepsi mereka tentang tekstur cokelat.
 
Selama penelitian, ditemukan bahwa persepsi tekstur makanan muncul dari interaksi makanan dengan reseptor saraf mekanik di mulut. Singkat kata, tekstur makanan juga menjadi pilihan sekaligus penolakan seseorang dalam memilih makanan yang hendak dikonsumsi.
 
Tim peneliti juga menguji apakah ada hubungan antara sensitivitas sentuhan mulut dengan persepsi ukuran partikel makanan yang dikonsumsi. Mereka menggunakan alat yang disebut Von Frey Hairs untuk mengukur apakah peserta dapat membedakan kekuatan tekstur makanan melalui lidah mereka.
Mengapa Makanan Renyah Digemari?
Kripik. Foto: Pexels.com
 
Adapun tekstur yang dibedakan berdasarkan tekanan, ketajaman makanan, serta sensitivitas titik tekanan di lidah tengah. Para peneliti mengatakan temuan ini menunjukkan bahwa mekanisme deteksi tekstur mendukung sensitivitas tekanan titik kemungkinan berkontribusi pada deteksi ukuran partikel dalam makanan seperti cokelat.
 
Peneliti serupa juga diteliti Alan Hirsch, M.D. Dia bilang, alasan orang suka makanan renyah karena ada faktor "musik pengunyahan," merupakan iringan pendengaran yang memengaruhi stimulus sensorik makan.
 
"Untuk stimulasi non-penciuman, non-penciuman, orang-orang lebih suka renyah," katanya kepada Mental Floss.
 
Suara tersebut yang menurut Hirsch menyebabkan seseotang menyukai camilan renyah. Lantaran menghadirkan suara berisik, keributan keras yang merambat ke telinga bagian dalam.
 
"Melalui konduksi udara dan tulang, membantu kita mengidentifikasi apa yang kita konsumsi," ungkap dia.
 
Tapi menurut Hirsch, kesukaan orang terhadap makanan renyah juga bergantung pada tingkat kebisingannya.  Normalnya, orang lebih tertarik mengonsumsi makanan renyah yang menghasilkan kebisingannya mencapai 63 desibel.
 
"Ketika kita mendengarnya, kita makan lebih banyak. Dalam kasus makanan yang lembek dan basah, manusia menggunakan indera lain, memandang makanan dengan ragu-ragu atau mengendusnya untuk tanda-tanda kedaluwarsa," tandasnya.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif