Memilih untuk mengonsumsi makanan kesukaan tentunya bisa juga bersifat menenangkan agar tidak merasa cemas berlebihan.
“Ketika sesuatu terasa di luar kendali, tidak jarang seseorang beralih ke makanan favorit mereka untuk merasa bisa mengendalikan sesuatu, yaitu dengan memilih makanan kesukaan mereka,” ujar Jacqueline Stone MS, RD, CEDRD, LD / N, seorang ahli diet terdaftar.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Makanan kesukaan juga membantu memuaskan emosi seperti kesedihan, kecemasan, atau depresi, yang mungkin meningkat selama masa-masa pandemi covid-19 ini," lanjutnya.
Dengan kata lain, meskipun ada banyak hal yang mungkin tidak bisa dikontrol oleh diri sendiri, tetapi pilihan makanan yang akan dikonsumsi sepenuhnya adalah sesuatu yang bisa Anda kontrol selama tidak mengonsumsinya berlebihan. Pastkan, tetap memperhitungkan kandungan nutrisi di dalamnya.
Menurut sebuah ulasan pada 2017 yang dipublikasikan dalam International Journal of Gastronomy and Food Science, para peneliti mengaitkan makanan kesukaan dengan kenangan-kenangan baik dan hubungan yang kuat. Misalnya, jika ibu Anda selalu memberikan sup ayam ketika Anda sakit maka Anda akan mengasosiasikan sup ayam dengan rasa aman, kesehatan, dan cinta.
“Dan berdasarkan ilmu pengetahuan juga menunjukkan bahwa dengan mengonsumsi makanan kesukaan, otak akan melepaskan hormon yang membuat Anda merasa bahagia yang disebut dengan dopamine,” kata Stone.
Dengan kata lain, bukan berarti bahwa makanan tersebut membuat Anda kecanduan. Hanya saja untuk sementara waktu makanan kesukaan Anda bisa membuat Anda merasa lebih bahagia.
Brenna O'Malley, ahli diet terdaftar dan pendiri The Wellful, mengatakan, karena makanan kesukaan, banyak orang biasanya diasosiasikan dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi, orang-orang terkadang merasa bersalah jika memilih makanan kesukaan mereka.
“Mengonsumsi makanan kesukaan merupakan mekanisme perlindungan dan itu tidak masalah. Dengan berbagai jenis mekanisme perlindungan, selama untuk mendapatkan kenyamanan maka diperbolehkan,” kata O'Malley.
"Makanan bisa menjadi salah satu mekanisme perlindungan diri agar tetap merasa bahagia, tetapi ingat ada cara lainnya untuk melakukan mekanisme perlindungan juga,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)
