Gua Tabuhan di Dusun Tabuhan, Desa Wereng, Punung, Pacitan, Jawa Timur, merupakan satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. (Foto: Arthurio Oktavianus)
Gua Tabuhan di Dusun Tabuhan, Desa Wereng, Punung, Pacitan, Jawa Timur, merupakan satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. (Foto: Arthurio Oktavianus)

Menelusuri Gua Tabuhan

Rona wisata jawa tengah Gua Tabuhan
Arthurio Oktavianus Arthadiputra • 28 April 2020 12:22
Pacitan: Pesona gua karst banyak ditemukan di kawasan Pacitan yang dikenal sebagai kota 1001 gua. Satu di antaranya adalah Gua Tabuhan, yang bisa mengeluarkan bunyi alunan musik gamelan ketika stalaktit gua dipukul.
 
Gua Tabuhan berada di Dusun Tabuhan, Desa Wereng, Punung, Pacitan, Jawa Timur. Menuju gua ini, Anda harus menuju sekitar 30 kilometer ke arah barat Kota Pacitan. Pemandangan khas daerah kawasan karst berupa jajaran pohon jati, umum dijumpai sepanjang perjalanan.
 
Dalam Bahasa Jawa, kata “tabuhan” berarti membunyikan alat musik. Nama ini disematkan untuk gua berdasarkan fenomena bunyi yang keluar oleh stalaktit gua. Tempat ini mulai ramai dikunjungi para traveler sejak tahun 1998.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menelusuri Gua Tabuhan
(Stalaktit Gua Tabuhan terlihat dari luar seperti pilar-pilar yang menjuntai. Foto: Arthurio Oktavianus)

Tempat bertapa

Awalnya, penduduk menamakan gua tersebut dengan nama Gua Tapan. Sebab, sering digunakan untuk tempat bertapa. Apalagi, berkembang cerita rakyat mengenai adanya tempat pertapaan Sentot Prawirodirjo dalam satu ruangan di ujung lorong gua.
 
Sentot Prawirodirjo merupakan seorang panglima perang pasukan dari Pangeran Diponegoro sekitar tahun 1825-1830. Ruang pertapaannya berukuran kecil. Hanya muat untuk tempat bersila satu orang saja. 
 
Menuju ruang pertapaan tersebut, pengunjung harus berhati-hati saat menelusuri jalan susunan tatakan semen. Karena, kondisi dalam gua dominan gelap karena kurangnya pencahayaan dan air dari dinding gua yang merembes di jalan sangatlah licin.
 
Menelusuri Gua Tabuhan
(Pengunjung menyusuri jalan menuju ruangan bertapa yang ada di dalam Gua Tabuhan. Foto: Arthurio Oktavianus)
 
Gita, pengunjung asal Kota Yogyakarta, mengatakan bunyi alunan musik yang keluar saat stalaktit dipukul dan keberadaan tempat bertapa membuat nuansa misteri sangat terasa saat menelusuri gua.
 
“Apalagi aroma wewangian yang tercium saat berada dekat ruang pertapaan, membuat sedikit bergidik ngeri. Terutama bila masuk ke sini sendirian,” tutur Gita, beberapa waktu lalu.
 
Konon, berdasarkan kisah rakyat setempat, gua ini ditemukan oleh Kyai Santiko Lelono saat mencari sapinya yang hilang. Kemudian gua dirawat dan dibersihkan oleh Raden Bagus Joko dan Raden Putri, berdasarkan pesan Kyai Santiko.
 
Menelusuri Gua Tabuhan
(Jalan menuju ruang bertapa di dalam Gua Tabuhan sangat minim cahaya sehingga harus berhati-hati saat menelusuri lorong. Foto: Arthurio Oktavianus)

Capai tujuh meter

Umumnya gua karst, ditemukan banyak stalaktit dan stalagmit dengan bentuk yang unik, bergerigi atau pun bulat. Gua Tabuhan sendiri memiliki bentuk stalaktit dan stalagmit dapat mencapai panjang tujuh meter dan diameter satu meter.
 
Menurut Santi, pengunjung asal Bandung, mulai dari bagian depan gua, bentuk stalaktit Gua Tabuhan sangatlah menarik.
“Kalau dilihat dari luar, bentuk stalaktitnya seperti pilar-pilar yang menjuntai. Kalau dari dalam, seperti jari-jemari tangan yang menggantung di langit-langit gua,” katanya.
 
Situs Gua Tabuhan merupakan fenomena gua karst bawah permukaan, dengan karakteristik stalaktit yang membengkok lapisan tuf pada sedimen gua. Tempat ini juga ditemukan benda-benda arkeologi dan potongan tulang manusia purba. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif