Dilansir dari Great Big Story, dia adalah Whang-od Oggay. Perempuan berumur 101 tahun adalah dengan Mambabatok terakhir yang tersisa. Dia membuat tato orang dengan menggunakan metode ketukan tangan tradisional.
Od bercerita bahwa makna tato zaman dahulu dan sekarang sudah berbeda. Zaman dahulu, orang yang bisa punya tato adalah mereka yang sudah membunuh seseorang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ini adalah cara untuk menghormati prajurit dalam pertempuran. “Sekarang semua orang bisa pakai tato,” ungkapnya.

(Whang sedang membuat tato tradisional. Foto: Dok. Medium.com)
Tentunya Od buat tato bukan dengan jarum, mesin, dan tinta. Dia menggunakan bahan-bahan alam seperti batu bara, duri, dan juga lap.
Duri beserta batu bara yang sudah berbentuk bubuk kemudian dia tancapkan pada kulit manusia. Lalu dia mengetuk sesuai dengan pola yang akan digambar. “Palu yang saya gunakan adalah dari pohon kopi. Duri yang saya gunakan dari Calamansi atau pohon buah Pomelo,” jelasnya.
Dia bisa membuat tato dengan pola beragam. “Ada banyak jenis tato seperti kulit ular, kelabang, tangga, angka, dan masih banyak lagi,” jelasnya.
Tato ini akan akan bertahan selamanya. Dia ingin Mambabatok tetap ada. Namun sayangnya saat ini, dia adalah Mambabatok terakhir yang ada di Buscalan. “Ayahku juga seorang Mambabatok. Aku tak ingin tradisi ini pergi,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)