Patung Bedhaya Kinjeng Wesi yang mengisi area ruang tunggu keberangkatan penumpang di Yogyakarta International Airport (YIA). (Foto: Arthurio Oktavianus)
Patung Bedhaya Kinjeng Wesi yang mengisi area ruang tunggu keberangkatan penumpang di Yogyakarta International Airport (YIA). (Foto: Arthurio Oktavianus)

Unsur Tradisional di Yogyakarta International Airport

Rona wisata yogyakarta
Arthurio Oktavianus Arthadiputra • 19 Agustus 2020 11:00
Yogyakarta: Yogyakarta International Airport (YIA) menjadi bandar udara baru di Yogyakarta, yang menggantikan bandar udara Internasional Adisutjipto.
 
Terletak di Kecamatan Temon, Kulon Progo, yang berjarak sekitar 42 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, YIA hadir dengan kemegahan nan menawan.
 
Arsitektur yang modern dan desain yang futuristik, dimiliki YIA yang berdiri di atas lahan seluas 600 hektar.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menelan biaya mencapai Rp10 triliun, bandara ini dilengkapi dengan jalur kereta api sebagai jalur transportasi yang mengangkut penumpang dari dan menuju Kota Yogyakarta.
 
Unsur Tradisional di Yogyakarta International Airport
(Wajah Yogyakarta dan kehidupan sosialnya pada lukisan di dinding lorong menuju ruang tunggu keberangkatan di Yogyakarta International AIrport (YIA). Foto: Arthurio Oktavianus)
 
Dikenal sebagai kota budaya, YIA masih menonjolkan unsur tradisional di tiap sudut bangunan megahnya. Sisi menarik yang memanjakan mata saat menelusuri lekuk tubuh YIA, buah karya 43 seniman yang terlibat dalam pengerjaannya. 
 
Seperti patung Hamemayu Hayuningrat, patung wanita mengenakan pakaian adat Jawa yang menghadap ke perbukitan Menoreh dan diletakkan di bagian depan area bandara. Hingga miniatur taman sari dilengkapi dengan kolam luas di dekat area antar-jemput penumpang. 
 
 

 
Tak kalah menarik adalah patung Bedhaya Kinjeng Wesi yang mengisi area ruang tunggu keberangkatan penumpang.
 
Patung ini menggambarkan keluwesan gerakan para bidadari yang turun ke bumi sebagai simbolisasi gerakan pesawat terbang, dan tarian ikon YIA dari para bidadari bersayap.
 
Unsur Tradisional di Yogyakarta International Airport
(Tetanduran berwujud seperti pohon besar dengan dedaunan bermotif batik warna emas yang terletak di area pengambilan bagasi Yogyakarta International Airport (YIA). Foto: Arthurio Oktavianus)
 
Ada pula Tetanduran yang mengisi area pengambilan bagasi. Berbentuk seperti pohon dengan dedaunan bermotif batik warna emas, bak penopang kokoh bangunan di atasnya. Dekat Tetanduran diletakkan layar monitor untuk melihat jadwal penerbangan di YIA.
 
Wajah Yogyakarta berupa bangunan ikonik dan beberapa aktivitas kehidupan sosialnya terwujud dalam lukisan yang mengisi dinding di lorong menuju area tunggu penumpang. Tak ketinggalan, tokoh pewayangan menjadi pelengkap sempurna lukisan yang menemani penumpang menyusuri lorong.
 
Unsur Tradisional di Yogyakarta International Airport
(Becak, taman mini dan bangku kayu di antara gerai menjual produk makanan di Yogyakarta International Airport (YIA). Foto: Arthurio Oktavianus)
 
Berada di tengah-tengah gerai UMKM yang menjajakan produk di area ruang tunggu keberangkatan, diletakkan becak bermotif batik, yang bertemankan taman kecil dan bangku kayu. Spot menarik untuk dilihat sambil duduk santai sebelum terbang.
 
Tak bisa dipungkiri, YIA merupakan bandara baru yang indah dan membuat penumpang tak jenuh saat menunggu waktu keberangkatan. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif