“Happy hypoxia ini kondisi seseorang di mana mereka kekurangan oksigen, makanya disebut hipoksia tetapi pasien tidak merasakan sesak napas atau napas yang tersengal-sengal,” ujar DR. dr. Erlina Burhan, MSc. Sp. P, pakar covid-19.
Ia menambahkan bahwa infeksi virus yang cukup luas menghambat sinyal ke otak untuk memberi tahu tubuh bahwa darah kekurangan oksigen.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Kalau olahraga, wajar kurang oksigen. Dan untuk mengatasinya, otak akan memerintahkan tubuh untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya dengan bernapas cepat,” jelas dr. Erlina.
“Akan tetapi karena adanya covid-19, sinyal tersebut terhambat karena inflamasi. Sehingga pasien yang mengalaminya tidak merasakan sesak. Masih bisa nonton TV, masih bisa melakukan aktivitas lain, tetapi sebetulnya sudah terjadi hipoksia. Dan ini sangat berbahaya karena dalam waktu dekat akan bisa mengalami penurunan kesadaran,” tambah dr. Erlina.
Untuk mencegah terjadinya happy hypoxia, menurut dr. Erlina cara yang paling tepat adalah dengan menjaga agar tubuh tidak sampai terinfeksi covid-19.
“Bagaimana caranya? Caranya sederhana saja, yaitu dengan 3M. Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan,” ujarnya.
“Gejala dari happy hypoxia adalah jika terjadi batuk yang menetap, itu menandakan ada suatu infeksi yang sudah sampai ke paru-paru," katanya.
"Selain itu, kondisi pasien semakin lama semakin lemas. Hal ini terjadi karena oksigen yang menyuplai seluruh organ berkurang, dan ketika kekurangan oksigen maka kondisi pasien akan menjadi lemah,” tambah dr. Erlina.
Jika hal tersebut terjadi, menurut dr. Erlina sebaiknya segera bawa pasien ke rumah sakit.
“Jika memang memiliki pulse oksimeter di rumah, bisa mengecek saturasi oksigen melalui alat tersebut. Akan tetapi, lebih baik langsung segera ke rumah sakit untuk melihat kadar oksigen dalam darah dan tekanan oksigen dalam darah,” ujarnya.
“Gejala lain yang bisa muncul adalah warna kebiruan pada bibir dan ujung jari. Akan tetapi, sebaiknya jangan tunggu sampai muncul kebiruan tersebut. Jika gejala lain sudah bertambah, seperti demam, dan batuk menetap, kemudian semakin lama semakin lemas, langsung bawa saja ke rumah sakit,” pungkas dr. Erlina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)