Kebanyakan garam bisa menurunkan kesuburan. (Foto:insights.ingredientsnetwork.com)
Kebanyakan garam bisa menurunkan kesuburan. (Foto:insights.ingredientsnetwork.com)

Kelebihan Garam Bisa Mengurangi Tingkat Kesuburan

Rona kesehatan kesuburan
Nia Deviyana • 19 Mei 2015 11:43
medcom.id, Jakarta: Selain sebagai penyedap masakan, garam merupakan zat gizi penting yang berfungsi mencegah penyakit gondok. Meski demikian, jangan berlebihan mengonsumsi garam. Alih-alih mendapat manfaat, bisa-bisa Anda malah mendapatkan kerugian. 
 
Belum lama ini, para ilmuwan dari University of Wyoming menemukan, kelebihan mengonsumsi garam dapat menunda pubertas, hingga memengaruhi kesehatan reproduksi. Hasil itu telah di ujicoba terhadap tikus. 
 
Para peneliti memonitor efek garam terhadap kesehatan reproduksi para tikus. Hasilnya, tikus yang diberi konsumsi garam melebihi batas normal mengalami penundaan pubertas. Begitu juga dengan tikus yang tidak makan garam sama sekali. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Garam mengubah tingkat produksi neurotransmitter di otak sehingga berpengaruh pada kesehatan reproduksi," ujar penulis studi, Dori Pitynski seperti dilansir Yahoo Health, Selasa (19/5/2015).
 
Temuan ini diharapkan menjadi perhatian serius mengingat banyak orang mengonsumsi garam lebih dari porsi yang direkomendasikan. Badan Pengendalian dan Pengawas Penyakit mencatat, orang Amerika rata-rata mengonsumsi 3.400 miligram sodium per hari. Padahal, jumlah yang direkomendasikan hanyalah 2.300 miligram per hari.
 
Sementara itu, orang yang memiliki penyakit diabetes, tekanan darah tinggi maupun ginjal kronis disarankan untuk tidak mengonsumsi garam lebih dari 1.500 miligram per hari.
 
Wendi Chang, Direktur Ilmiah Pusat Reproduksi di California menambahkan bagaimana garam dapat memengaruhi kesuburan dan reproduksi. 
 
"Kelebihan garam menjadi salah satu penyebab sindrom ovarium polikistik, sebuah kelainan hormon endokrin yang memengaruhi tingkat hormon wanita, periode menstruasi, ovulasi dan kesuburan," tuturnya.
 
Masih berdasarkan penelitian, Chang juga menemukan, tikus hamil yang diberi junk food mengalami kelainan dalam perkembangan janinnya. Namun, untuk hal yang yang satu ini belum bisa dipastikan akan terjadi juga pada manusia atau tidak. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(LOV)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif