Dilansir dari CBS News, World Health Organization (WHO) mengatakan pada Selasa, masih akan membaca lebih dalam mengenai studi mengenai virus barus tersebut.
Juru bicara WHO juga menekankan kepada dunia untuk tidak menurunkan perlindungan terhadap influenza. “Komunitas medis global harus tetap waspada dan melanjutkan pengawasan, bahkan di tengah pandemi covid-19,” ujar perwakilan WHO, Christian Lindmeier pada Selasa kemarin di Jenewa, Swiss.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dari 2011 hingga 2018, para peneliti di Tiongkok tersebut mengambil 30.000 sampel swab dari babi yang ada di rumah pemotongan hewan yang tersebar di 10 provinsi di Tiongkok dan di rumah sakit hewan.
Dan hasilnya ditemukan adanya virus jenis baru yang ditemukan pada babi sejak 2016.
Para peneliti kemudian melakukan berbagai percobaan termasuk kepada musang, yang memang banyak digunakan dalam studi flu karena mereka memiliki gejala yang mirip dengan manusia terutama demam, batuk, dan bersin.
Setelah dilakukan pengamatan, disimpulkan bahwa G4 adalah virus yang sangat menular dan bisa bereplikasi dalam sel manusia dan menyebabkan gejala yang lebih serius pada musang dibandingkan virus lainnya. Tes tersebut juga menunjukkan bahwa kekebalan yang didapat dari flu biasa tidak memberikan perlindungan terhadap G4.
Virus tersebut juga telah berpindah dari hewan ke manusia, tetapi belum ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan dari manusia ke manusia yang merupakan kekhawatiran utama dari para ilmuwan Tiongkok.
“Studi ini bisa menjadi pengingat bahwa kita secara terus-menerus menghadapi risiko dari penyakit zoonosis baru dan hewan ternak, yang memiliki kontak lebih besar dengan manusia daripada dengan satwa liar bisa menjadi sumber virus pandemi yang penting,” kata James Wood, kepala departemen kedokteran hewan di Universitas Cambridge. Infeksi zoonosis disebabkan oleh patogen yang telah melompat dari hewan yang bukan manusia ke manusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)