Preeklampsia biasanya terjadi pada kehamilan di atas 20 minggu. Gejala utamanya yaitu tekanan darah tinggi atau hipertensi pada ibu hamil dan kadar protein yang tinggi dalam urine.
Adapun beberapa gejala preeklampsia lain yang dapat dialami ibu hamil seperti sakit kepala parah, nyeri hebat di bagian perut atas, pandangan kabur, pembengkakan di kaki, tungkai dan tangan, muntah dan mudah memar.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dalam kasus yang jarang terjadi, preeklampsia dapat berkembang menjadi kondisi yang dikenal eklampsia atau kejang dan sangat berbahaya bagi ibu dan bayi. Karenanya, ibu hamil yang mengalami preeklampsia harus diawasi ketat oleh dokter selama kehamilan hingga melahirkan.
Penyebab preeklampsia
Preeklampsia biasanya disebabkan oleh terganggunya pasokan darah antara ibu dan bayi. Selama kehamilan, plasenta merupakan penghubung antara suplai darah ibu dan darah bayi.Jika plasenta belum berkembang baik, ini dapat memengaruhi aliran darah dan resistensi dalam pembuluh darahnya. Kondisi inilah yang mengganggu pasokan darah ibu dan bayi sehingga memicu tekanan darah tinggi dan memengaruhi pertumbuhan bayi.
Preeklampsia biasanya akan hilang dalam waktu 48 jam setelah melahirkan. Jika kondisi ibu hamil tidak memburuk sebelum 37 minggu kehamilan, pilihan pengobatan terbaik biasanya adalah persalinan di sekitar tanggal perkiraan lahir. Namun, kondisi preeklampsia berbeda-beda pada ibu hamil sehingga membutuhkan perawatan dokter yang tepat.
.jpg)
(Beberapa gejala preeklampsia lain yang dapat dialami ibu hamil seperti sakit kepala parah, nyeri hebat di bagian perut atas, pandangan kabur, pembengkakan di kaki, tungkai dan tangan, muntah dan mudah memar. Foto: Pexels.com)
Langkah preeklampsia selama kehamilan
Tidak ada langkah-langkah pasti untuk dapat mencegah preeklampsia selama kehamilan. Tetapi, ada beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi tekanan darah tinggi secara umum untuk membantu tetap sehat selama hamil. Beberapa caranya seperti minum banyak air, hindari terlalu banyak makan garam atau gorengan, tetap aktif selama hamil dan hindari terlalu banyak kafein.Memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi secara umum dapat meningkatkan risiko terkena preeklampsia saat hamil. Selain itu, jika Anda di kehamilan sebelumnya juga mengalami preeklampsia, kehamilan berikutnya juga berisiko yang sama.
Komplikasi yang berhubungan dengan preeklampsia jarang terjadi jika selama kehamilan terus dipantau dengan baik oleh dokter atau bidan. Komplikasi dapat memengaruhi kesehatan ibu dan bayi.
Tekanan darah yang sangat tinggi dapat mengurangi suplai darah ke otak yang mengakibatkan stroke. Kurangnya pasokan darah ke otak akan membunuh sel-sel otak yang menyebabkan kerusakan otak.
Gumpalan darah juga dapat muncul akibat tekanan darah tinggi yang bisa menyebabkan kerusakan organ seperti hati dan ginjal, jika parah. Preeklampsia dapat memengaruhi pertumbuhan bayi seperti kurang berat badan saat lahir karena kurangnya oksigen dan nutrisi untuk bayi selama dalam kandungan.
Periksa kandungan secara teratur di dokter spesialis kandungan di beberapa rumah sakit, seperti Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya, Rumah Sakit Royal Taruma, atau RSCM - Kencana. Atau periksa di pusat layanan terdekat di rumah Anda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)