Neuropati merupakan kerusakan sel saraf tepi yang memberi pengaruh pada bagian sensorik (respons dalam menerima rangsangan dari luar), motorik (pergerakan tubuh), dan otonom (sistem saraf otomatis yang tak bisa diatur).
"Gejala paling umum neuropati adalah kesemutan setelah duduk sepuluh menit. Hal tersebut terjadi karena saraf tertekuk selama beberapa saat," ujar dr Manfaluthy Hakim, SpS(K), konsultan neurologis dari Departemen Neurologi FKUI-RSCM dalam media workshop bertajuk #LawanNeuropati, di Jakarta, Rabu (27/4/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Setelah kesemutan, penderita akan mengalami mati rasa, kram, dan kaku karena impuls saraf ke otak tidak berjalan dengan baik. Selain itu, akan muncul rasa terbakar akibat rusaknya saraf tepi yang berkelanjutan.
Kulit juga akan merasa kering dan hipersensitif karena pengeluaran kelenjar keringat terganggu. Bila sudah parah, bukan tak mungkin akan terjadi kelumpuhan karena lemahnya anggota gerak tubuh.
Neuropati bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor usia, di mana semakin bertambahnya usia maka sistem saraf pun akan melemah. Kekurangan vitamin B juga menjadi pemicu neuropati.
"Biasanya karena salah pola diet, jadi malah kekurangan vitamin B. Apalagi, banyak orang yang menghindari kacang-kacangan yang justru mengandung banyak vitamin B," tambah Hakim.
Penyakit kencing manis atau diabetes juga meningkatkan risiko terkena neuropati. Sekitar 50-70 persen penderita diabetes umumnya mengalami neuropati
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)
