(Ilustrasi--Foto: HealthXchange)
(Ilustrasi--Foto: HealthXchange)

Penyebab dan Bahaya Aritmia

Rona jantung
Raka Lestari • 03 Agustus 2019 17:10
Pada umumnya penyebab aritmia bersifat idiopatik atau tidak diketahui namun memang mekanismenya sudah bisa diketahui. Aritmia ada yang ringan atau tanpa keluhan, ada aritmia yang berbahaya.
 
 
Jakarta: Aritmia adalah suatu kondisi dimana ada dua sisi ekstrem, apakah detak jantung terlalu lama atau detak jantung terlalu cepat atau irama jantung yang tidak beraturan. Gejala umum dari aritmia diantaranya adalah rasa berdebar, tidak nyaman di dada, dan rasa detak jantung yang tidak teratur disertai dengan gejala-gejala penyerta lainnya.
 
Menurut dr. Hermawan, Sp.JP(K), FIHA, ahli jantung di RS Pusat Pertamina, pada umumnya penyebab aritmia bersifat idiopatik atau tidak diketahui namun memang mekanismenya sudah bisa diketahui.
 
"Mekanismenya mungkin ada timbul letupan listrik spontan atau adanya listrik sirkuit yang berputar-putar yang disebut re entry atau ada pemicu lain seperti karena aktivitas. Misalnya saja seseorang mengalami diare maka elektrolit dalam tubuh berkurang, itu juga mungkin bisa memicu terjadinya irama jantung," kata dr. Hermawan.
 
Selain pemicu, dr. Hermawan juga mengatakan bahwa ada faktor yang bisa mempermudah. Misalnya banyak pada wanita itu mengalami gangguan katup atau klep jantung.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Wanita yang memiliki gangguan klep jantung itu seringkali sangat mudah, sangat sensitif terhadap timbulnya aritmia," terangnya.
 
Faktor genetik juga dapat berperan dalam memicu terjadinya aritmia. Genetik itu dipengaruhi kelainan listrik jantung yang sifatnya genetik karena adanya kelainan pada sistem channel. Contohnya adalah Brugada Syndrome, yang merupakan kondisi dimana listrik jantung mengalami kelainan genetik pada channel nya.
 
"Biasanya tata kelolanya diberikan obat-obatan anti aritmia, tetapi pada negara-negara tertentu pasien akan dipasangkan alat implantable cardioverter-defibrillator (ICD) untuk mengembalikan irama jantung itu mnejadi normal kembali," paparnya.
 
Aritmia sendiri bisa dikatakan berbahaya tergantung dari jenisnya. Aritmia itu ada aritmia yang ringan atau tanpa keluhan, ada aritmia yang berbahaya. "Biasanya yang berbahaya itu kalau ada underline nya. Misalnya seperti pasien dengan penyakit jantung koroner, ada penyempitan, serangan jantung, jika terjadi aritmia itu aritmia yang berbahaya dan berisiko tinggi," ujar dr. Hermawan.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif