Selain itu, menurut ibu mereka, para bayi di negeri Paman Sam tersebut juga sangat menikmati aktivitas yang menstimulasi, lebih jarang marah atau kesal, dan lebih mudah dibujuk.
Para peneliti membandingkan para bayi di empat negara, yaitu AS, Chile, Korea Selatan, dan Polandia. Mereka menemukan bahwa anak-anak Chile adalah yang paling aktif dan cenderung memiliki masalah konsentrasi dalam jangka waktu yang lama.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sementara, bayi dari Korea Selatan lebih bisa berkonsentrasi dalam jangka waktu lama dan tidak banyak gerak fisik, seperti berlari. Mereka juga lebih senang diemong.
Bayi Polandia menunjukkan sikap melankolis dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk merasa nyaman kembali ketika mereka marah dibandingkan bayi dari tiga negara lainnya.
Studi yang dipublikasikan dalam European Journal of Developmental Psychology tersebut menggunakan kuesinor tentang perilaku anak-anak yang didesain oleh salah satu peneliti, Maria Gartstein, yang diisi oleh para ibu.
Kuesioner menanyakan berapa sering para bayi menunjukkan sekitar 200 perilaku pada usia tertentu. Para peneliti mengategorikan perilaku tersebut ke dalam 14 karakter yang berbeda, dari perilaku berpelukan hingga reaktivitas vokal.
Penelitian baru tersebut berdasarkan pada penelitian terdahulu yang melihat perbedaan antara bayi asal Belanda yang lebih tenang dan bahagia dan bayi Amerika yang lebih mudah terstimulasi dan tertekan.
Gartstein yang merupakan psikolog di Washington State University hendak menguji sebuah teori yang mengungkapkan bahwa temperamen anak sangat dipengaruhi oleh nilai yang diberikan orangtua mereka.
(Baca juga: 9 Cara Membesarkan Anak yang Sehat)
Para peneliti menunjukkan, misalnya, masyarakat Amerika tidak toleran pada sesuatu yang negatif, yang artinya para orangtua Amerika tidak menunjukkan ekspresi emosi negatif di depan anak-anak mereka.
Selain itu, Gartstein juga mengungkapkan bahwa bayi Polandia lebih responsif terhadap percakapan seputar emosi dan perasaan. Sementara, bayi asal Chile cenderung lebih aktif dibandingkan dengan bayi lainnya karena sifat ibu mereka yang lebih perhatian.
Mengapa perlu mempelajari perbedaan budaya pada anak balita?
"Kebanyakan literatur psikologis berasal dari Barat. Ada yang menanyakan seberapa jauh temuan kami bersifat universal," jawab Gartstein.
Ia menjelaskan, perbedaan temperamen yang merupakan dasar kepribadian kemungkinan bisa memberi pencerahan pada bagian kepribadian atau gangguan suasana hati seperti apa yang bisa dijadikan sebagai hasil.
Dengan demikian, hal tersebut dapat menjelaskan misalnya mengapa anak-anak Amerika memiliki angka lebih tinggi dalam hal gangguan kurang konsentrasi dibandingkan anak-anak dari negara lain.
"Hal ini memberi kita kesempatan untuk melihat perbedaan yang muncul ketika Anda memiliki pendekatan yang sangat berbeda antara orangtua dimana apa yang mereka percaya adalah bagian penting yang mengarah pada kebahagiaan dan kesuksesan anak-anak," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)