"Saya selalu menyemangati diri sendiri dan mencoba bersahabat dengan virus yang akan terus ada dalam tubuh saya, tak akan kemana-mana. Ketika teman-teman jauhi saya, dia tetap ada," tutur Ratri dalam dalam peluncuran kampanye #SayaBerani, Kamis 30 November 2017 lalu.
Bahkan, ia berkesempatan menjadi pembicara dalam Sidang Istimewa Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) pada tahun 2008, yang sedang berfokus pada HIV/AIDS.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya memang HIV positif, namun hidup saya berwarna dan dinamis, tak ada beda dengan ketika saya tak tahu berstatus tersebut."
Ia mengaku bahwa pengobatan yang rutin dilakukannya turut membantu dalam produktivitas dan ia menyarankan agar mereka yang terinfeksi melakukan terapi sebelum jatuh sakit.
(Baca juga: Banyak ODHA Alami Pelanggaran HAM)
"Saat saya memutuskan untuk memulai pengobatan, keadaan saya sedang baik dan saya sadar bahwa ini sudah tak bisa ditunda lagi."
Kondisinya masih tergolong prima tersebut tak pelak karena ia segera melakukan tes HIV. Menurutnya, dengan demikian ia dapat segera melakukan perencanaan.
"Perencanaan itu penting, terutama untuk HIV. Dulu saya tak terlalu peduli pada kesehatan sebelum tahu terinfekesi, setelah tahu saya tak sehat, saya segera melakukan perencanaan gaya hidup."
Ia pun segera menghentikan gaya hidup tak sehat seperti begadang, makan tak teratur, atau keluar hingga larut malam. Hal tersebut membuatnya merasa jauh lebih sehat dan bisa beraktivitas normal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)