Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menambahkan enam gejala baru ke dalam daftar virus korona atau covid-19 pekan lalu. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menambahkan enam gejala baru ke dalam daftar virus korona atau covid-19 pekan lalu. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)

Darah Menggumpal dan Kulit Lesi Teridentifikasi di Antara Kemungkinan Gejala Covid-19?

Rona Virus Korona virus corona covid-19 gejala covid-19
Arpan Rahman • 02 Mei 2020 13:51
Dublin: Gumpalan darah, ruam kulit, dan lesi lain mungkin termasuk di antara gejala yang dialami beberapa orang dengan covid-19, menurut penelitian terbaru yang dirilis Kamis, 30 April 2020 lalu dalam Health News di United Press International.
 
Tidak ada laporan yang menggambarkan seberapa umum gejala itu dengan penyakit yang disebabkan oleh virus korona baru, SARS-CoV-2.
 
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menambahkan enam gejala baru ke dalam daftar virus pekan lalu: menggigil, bergetar berulang-ulang dengan menggigil, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan kehilangan rasa atau bau. Masalah kulit dan pembekuan darah tidak ada di antaranya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Hematology, para peneliti dari Irlandia mengamati bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi covid-19 parah mengalami pembekuan darah yang tidak normal. Dalam beberapa kasus, pembekuan berperan dalam kematian pasien ini, mereka melaporkan.
 
Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Biologi Vaskular untuk Irlandia, Universitas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan RCSI dan Rumah Sakit St James, Dublin, menemukan bahwa pembekuan darah yang tidak normal pada covid-19 yang parah menyebabkan pembekuan mikro di paru-paru.
 
Mereka juga menentukan bahwa pasien Irlandia dengan tingkat aktivitas pembekuan darah yang lebih tinggi memiliki prognosis yang jauh lebih buruk dan lebih mungkin memerlukan perawatan unit perawatan intensif.
 
"Selain pneumonia yang memengaruhi kantung udara kecil di dalam paru-paru, kami juga menemukan ratusan gumpalan darah kecil di seluruh paru-paru," papar Dr. James O'Donnell, Direktur Pusat Biologi Vaskular untuk Irlandia dan ahli hematologi di Rumah Sakit St. James, Dublin, mengatakan dalam siaran pers.
 
"Skenario ini tidak terlihat dengan jenis lain infeksi paru-paru, dan menjelaskan mengapa kadar oksigen darah turun secara dramatis pada infeksi covid-19 yang parah," kata O'Donnell. 
 
"Memahami bagaimana gumpalan mikro ini terbentuk di dalam paru sangat penting sehingga kami dapat mengembangkan perawatan yang lebih efektif untuk pasien kami, terutama mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi," bubuhnya, disitir dalam laman yang sama.
 
Bukti juga menunjukkan bahwa pembekuan darah abnormal mengarah pada peningkatan risiko yang signifikan untuk serangan jantung dan stroke. Namun, penelitian tambahan diperlukan untuk menentukan apakah perawatan pengencer darah diperlukan pada pasien berisiko tinggi tertentu, kata O'Donnell.
 
Sementara itu, para peneliti di Spanyol pada Kamis melaporkan pada kasus seorang pria Madrid berusia 48 tahun yang mengalami ruam kulit yang parah pada posterior, perut bagian bawah, dan paha, bersama dengan gejala covid-19 lainnya. Temuan mereka dipublikasikan oleh JAMA Dermatology.
 
Meskipun ada laporan tentang lesi kulit biru pada jari kaki dari beberapa orang yang didiagnosis dengan penyakit ini, biasanya pada anak-anak, laporan dari Spanyol adalah yang pertama kali mendokumentasikan ruam yang luas.
 
Sebuah penelitian kecil di Italia, yang diterbitkan bulan lalu dalam Journal of European Academy of Dermatology and Venereology, menemukan, sekitar 20 persen pasien covid-19 mengalami ruam atau lesi kulit.
 
Laporan kasus lain yang diterbitkan Kamis oleh JAMA Dermatology mendokumentasikan lesi kulit pada seorang wanita lanjut usia dengan virus tersebut. 
 
Namun, pasien dalam kasus ini memiliki masalah lain, termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung, dan penulis menunjukkan bahwa mereka tidak yakin covid-19 yang menyebabkan lesi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif