Menurut Dirjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI Muhammad Subuh, MERS merupakan penyakit yang ditularkan dari hewan seperti kelelawar dan onta di Timur Tengah. Namun, faktor bagaimana hewannya menularkan virus tersebut masih diteliti.
Ia mengatakan, keganasan virus ini cukup tinggi karena berdasarkan perkembangan kasusnya tercatat 1.995 orang terkena virus MERS dan 36 persennya meninggal dunia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini akan berdampak fatal pada pasien yang menderita gangguan lain seperti gangguan paru-paru kronis, gangguan ginjal dan diabetes. Gejala virus MERS sendiri menyerupai flu biasa.
"Gejalanya sama seperti flu biasa, panas tinggi, batuk, sesak napas, tidak enak pada saluran pencernaan. Tapi, yang membedakan dan harus diwaspadai kita harus lakukan wawancara mendalam. Misalnya, pasien sudah batuk lebih dari 3 hari, lupa ditanya, tenyata baru pulang umroh," tuturnya.
Menurutnya, masa inkubasi virus MERS adalah 14 hari. Jika pasien memiliki gejala flu dan baru saja melakukan perjalanan ke lokasi yang tertular, maka patut dicurigai pasien terkena virus MERS.
Sementara itu, pemerintah Indonesia pun tidak melarang warganya bepergian ke negara yang tertular virus MERS. Pihak Kemenkes hanya mengingatkan kepada WNI yang ke luar negeri untuk menjaga kesehatan dan pola hidup yang sehat serta tak lupa untuk menggunakan masker.
Pasalnya, virus MERS yang menular dari manusia ke manusia terletak pada cairan yang keluar saat batuk ataupun bersin.
"Untuk yang pergi umroh, haji, dan ke korsel harus hati-hati, tetap jaga kondisi perilaku hidup bersih dan sehat. Karena penularannya bisa melalui batuk dan bersin, dari manusia ke manusia. itu ada semacam bercak atau dahak dari bersin dan batuk bisa menular. Cairannya yang penting untuk dihindari, harus menggunakan masker," ujarnya.
Di Indonesia sendiri hingga hari ini belum ditemukan pasien dengan virus MERS, baik di dalam maupun yang dibawa dari luar. Namun, masyarakat tetap diminta waspada dan pemerintah sudah siapkan pemeriksaan dini di bandara dan pelabuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(LOV)
