Ketika mengakui kekalahan butuh emotional strength dan keberanian tinggi. (Foto: Pexels.com)
Ketika mengakui kekalahan butuh emotional strength dan keberanian tinggi. (Foto: Pexels.com)

Alasan Mengapa Orang Sulit Menerima Kekalahan

Rona psikologi
Kumara Anggita • 29 April 2019 14:55

Menurut Psikolog Klinis Dewasa, Yulius Steven, M.Psi., Psikolog, kekalahan adalah hal yang tidak nyaman untuk dirasakan. Namun, dengan pemikiran dewasa dan rasional, negativisme (sifat atau kecenderungan untuk menolak, menentang, atau mengingkari) dapat teredam. 
 

 
Jakarta:
Dalam setiap kompetisi, semua orang menginginkan kemenangan. Dengan kemenangan tersebut, Anda jadi semangat dan semakin termotivasi. Ini adalah hal positif.

Namun, tidak dalam segala kesempatan Anda bisa menjadi pemenang. Ironisnya untuk beberapa orang, kekalahan ini tak dapat diterima dengan lapang dada. Apakah orang sulit menerima kekalahan adalah sesuatu yang normal?

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurut Psikolog Klinis Dewasa, Yulius Steven, M.Psi., Psikolog, kekalahan adalah hal yang tidak nyaman untuk dirasakan. Normal saja ketika seseorang merasakan kesedihan, kemarahan, atau kekecewaan saat kekalahan menimpanya. 
 
Ini karena ada kaitannya dengan insting seseorang untuk bertahan hidup.
 
“Secara keseluruhan kekalahan memang bukan sesuatu yang menyenangkan. Kita dari zaman primitif terbentuk naluri bertahan hidup. Kita harus melawan orang lain untuk bisa bertahan hidup. Walaupun kita berevolusi, tapi insting itu masih tetap ada,” ujarnya pada Medcom.id.
 
Ini paling sering terjadi pada anak kecil ketika mereka hanya mau menerima kenyataan bahwa merekalah yang menang. Umumnya pikiran semacam ini akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. 

Proses dan konsep diri

“Ini terbentuk dari usia kecil. Kalau kita perhatikan anak-anak kalau kita ajak main mereka akan insist (bersikeras) untuk menang. Pola pikir ini karena di anak-anak ada egosentrisme di mana mereka tak bisa lihat dari sudut pandang lain. Namun ini wajar,” ujarnya.
 
Ketika dewasa, seseorang akan tetap merasakan perasaan yang negatif saat kekalahan datang padanya.
 
Namun, dengan pemikiran dewasa dan rasional, negativisme (sifat atau kecenderungan untuk menolak, menentang, atau mengingkari) tersebut dapat teredam.
 
Alasan Mengapa Orang Sulit Menerima Kekalahan
(Orang yang percaya diri akan lebih bisa menerima kekalahan. Foto: Pexels.com)
 
"Orang dewasa seharusnya lebih mampu untuk berpikir secara dewasa dan rasional sehingga lebih ikhlas untuk menerima kekalahan. Ini karena seseorang diikuti dengan belajar hal baru, nilai-nilai baru,” ujarnya.
 
Untuk beberapa orang, kedewasaan dan sisi rasional tak dapat diterapkan saat kekalahan terjadi. Secara psikologis, ini terjadi karena orang tersebut tidak mau merusak konsep dirinya. 
 
"Ketika kita kalah, untuk mengakui kekalahan itu adalah hal yang susah. Dengan mengakui kesalahan kita harus mengakui bahwa orang lain punya kualitas lebih baik dr kita. Otomatis itu akan melukai konsep diri kita. Ini akan membuat kita merasa rendah. Beberapa orang merasa ini enggak bagus buat diri,” ujarnya.

Pentingnya refleksi

Seseorang menciptakan konsep diri sedemikian rupa sebagai bentuk pertahanan dari rasa tidak percaya diri. Alhasil, dia akan lebih menyalahkan situasinya daripada berefleksi.
 
“Ini timbul dari konsep diri yang rapuh, ketika ini terjadi orang ikut berkompetisi hanya untuk menang. Beda dengan orang yang percaya diri mau menang kalah akan lebih bisa menerima keadaan itu,” ujarnya.
 
“Ketika mengakui kekalahan butuh emotional strength dan keberanian tinggi. Mereka yang tidak mau menerima kekalahan, belum sampai pada tahap itu,” lanjutnya.
 
Karena itu, penting adanya sedini mungkin untuk mengajarkan anak mengenai konsep menang dan kalah. Mulai dari permainan-permainan sederhana, ajarkan anak untuk berfokus pada prosesnya dibandingkan pada kemenangannya.
 
“Untuk menghindari dari kecil harus diingatkan. Tidak benar kalau dibiarkan menang terus. Di kompetisi itu diajarkan saya bukan harus menang, tapi bagaimana strategi dan bersosialisasi dengan lawan. Bermain dengan sportif dan tak curang. Itulah yang perlu ditanamkan,” tutupnya.
 
Normal jika Anda kalah merasa putus asa namun ingatlah untuk menggunakan rasio dalam menjalani kekalahan itu. Dengan seperti itu, perasaan Anda akan jauh membaik.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif