Ilustrasi-Unsplash
Ilustrasi-Unsplash

Bisa terjadi Kerusakan Paru-paru pada Pasien Covid-19

Rona Virus Korona kesehatan paru-paru
Sunnaholomi Halakrispen • 01 April 2020 15:16
Jakarta: Tersebar sebuah video yang menunjukkan paru-paru seorang pria yang tidak menunjukkan gejala sakit beberapa hari sebelumnya. Namun selanjutnya, pasien memiliki covid-19 dan paru-parunya gagal berfungsi dengan baik.
 
Dilansir dari CNN Health, Dr. Keith Mortman, kepala bedah toraks di Rumah Sakit Universitas George Washington, mengatakan bahwa pada gambar tersebut menunjukkan kerusakan luas pada paru-paru pria berusia 59 tahun yang umumnya sehat dengan tekanan darah tinggi.
 
Lantaran menjadi sakit parah, pasien memerlukan ventilator untuk membantunya bernapas. Namun, bahkan pada pengaturan (ventilator) tertinggi, tidak juga cukup. Dia juga membutuhkan mesin lain yang bersirkulasi dan kemudian memberi oksigen darahnya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Ini bukan pasien diabetes berusia 70 tahun yang tertekan imunosupresan. Selain tekanan darah tinggi, dia tidak memiliki masalah medis yang signifikan. Jika kita mengulang gambar 360VR sekarang, itu satu minggu kemudian, ada kemungkinan bahwa infeksi dan proses peradangan bisa lebih buruk," ujar Mortman.
 
Area yang ditandai dengan warna kuning pada video mewakili bagian paru yang terinfeksi dan meradang. Ketika paru-paru menemukan infeksi virus, organ akan mulai menutup virus.
 
Dari pemindaian, jelas bahwa kerusakan tidak terlokalisasi pada satu area tunggal. Tetapi sebaliknya mencakup petak besar kedua paru-paru, menunjukkan seberapa cepat dan agresif infeksi dapat bertahan. Bahkan pada pasien yang lebih muda.
 
Ia menjelaskan, seorang pasien dengan paru-paru yang sehat tidak akan kuning pada pemindaian.
 

 
Untuk pasien-pasien yang pada dasarnya hadir dalam kegagalan pernapasan progresif, kerusakan pada paru-paru cepat dan meluas (sebagaimana dibuktikan dalam video VR). Pasien pun bisa berada dalam kondisi kritis di ICU.
 
"Sayangnya, begitu rusak pada tingkat ini, paru-paru dapat membutuhkan waktu lama untuk sembuh. Untuk sekitar 2-4 persen (tergantung pada angka yang Anda yakini) dari pasien dengan covid-19, kerusakannya tidak dapat dipulihkan dan mereka akan menyerah pada penyakit," tuturnya dalam email.
 
Covid-19 bersifat pada pernapasan. virus masuk ke selaput lendir dan kemudian ada di paru-paru. Menurut Mortman, cara tubuh mencoba mengendalikannya adalah dengan peradangan.
 
"Jadi, Anda mendapatkan proses inflamasi yang cukup kuat di paru-paru dalam upaya tubuh untuk mengendalikan infeksi. Peradangan mencegah paru-paru agar tidak dapat mengoksidasi darah dan menghilangkan karbondioksida. Itu akan menyebabkan pasien terengah-engah, atau menghirup banyak udara untuk menyeimbangkan kadar oksigen dan karbondioksida," paparnya.
 
Pada gambar menunjukkan bahwa gejala umum seperti batuk dan sesak napas tidak dapat benar-benar menangkap dampak virus pada tubuh. Ada beberapa orang yang tidak mendapatkan gejala sakit sedikit pun. Sehingga, sangat penting bagi orang Amerika menerapkan jarak sosial dan isolasi diri.
 
"Saya ingin orang melihat ini dan mengerti apa yang bisa dilakukan. Orang-orang perlu menganggap ini serius," ucapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif