(Foto: scientopia)
(Foto: scientopia)

Kenali Tanda-tanda Kerusakan Saraf

Rona kesehatan saraf
Nia Deviyana • 07 Februari 2017 17:06
medcom.id, Jakarta: Segala aktivitas yang dilakukan manusia tak lepas dari fungsi sistem saraf. Dijelaskan Dr Roeslan Yusni Hasan, Sp.BS, ada miliaran saraf yang tersebar dalam tubuh manusia.
 
Saraf-saraf tersebut terbagi sesuai fungsinya; yakni sensorik yang berfungsi mengirim informasi dari kulit ke otot sehingga Anda dapat mengenali sensasi panas atau sakit di kulit, saraf motorik untuk mengontrol gerakan yang disadari, serta saraf otonom untuk mengontrol gerakan tubuh yang tak disadari seperti detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh.
 
Melihat fungsinya yang begitu kompleks, terganggunya sistem saraf secara otomatis akan mengganggu kualitas kehidupan seseorang juga. Itu sebabnya, deteksi dini menjadi hal yang penting.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Berikut ini beberapa sinyal yang menjadi indikasi telah terjadinya gangguan saraf pada tubuh Anda.
 
1. Kerusakan pada sensorik biasanya akan menyebabkan kondisi mati rasa pada kulit, kesemutan, kulit terasa seperti terbakar, dan gangguan kesadaran akan fungsi tubuh.
 
2. Kerusakan pada saraf motorik, tanda-tandanya badan terasa lemas, masa otot mengalami penyusutan, atau kesulitan menggerakan organ tubuh.
 
3. Kerusakan saraf otonom, ditandai mata kering, konstipasi, keringat berlebih, gangguan kandung kemih yang memicu disfungsi seksual.
 
Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Dengan menjaga kesehatan saraf, secara otomatis Anda telah meningkatkan kualitas hidup.  
 
Dr Roeslan mengatakan bukan hal yang sulit untuk menjaga kesehatan fungsi saraf.
 
"Kalau ada penyakit ya diobati, tidur cukup, makan-makanan sehat, dan hindari stres. Stres dampaknya tak hanya ke sistem saraf, tetapi juga sistem imunitas," saran dia. Lebih dalam, berikut tips yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan saraf.
 
1. Perbanyak konsumsi vitamin neurotropik atau vitamin B1, B6, B12, biji-bijian, gandum, dan kacang merah.
 
2. Hindari atau batasi minuman yang mengandung alkohol.
 
3. Berolahraga secara teratur dan terstruktur, minimal 30 menit sehari atau 150 menit dalam seminggu. Lebih disarankan untuk melakukan olahraga aerobik seperti jalan kaki dan berenang. Jangan terlalu sering melakukan olahraga kompetisi.
 
4. Mengasah otak dengan mengisi teka-teki silang atau bermain puzzle.
 
5. Hindari memakai sepatu yang sempit agar aliran darah tidak tersumbat. Hindari pula mengangkat beban berat.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(DEV)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif