WHO menyebutkan bahwa setengah dari gangguan mental yang diidap oleh orang dewasa terbentuk sebelum usia 14 tahun. Bahkan 15 persen anak remaja di negara berkembang pernah berpikiran untuk bunuh diri, yang merupakan penyebab kematian terbesar ketiga di dunia bagi kelompok anak usia 15-19 tahun.
Annelia Sari Sani, S.Psi, Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia menyebutkan bahwa, kesehatan mental anak perlu menjadi perhatian. Sebab bila tidak, akan timbul beberapa hal yang tidak Anda inginkan seperti:
1. Gangguan psikologis yang terjadi pada kanak
-Memiliki prognosis (prediksi perbaikan dan kesembuhan yang lebih buruk).Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
-Mendapat stigma yang buruk.
-Terhambat untuk mendapat akses layanan kesehatan dan pendidikan.
2. Rentan terhadap gangguan perilaku atau gangguan psikologis yang lebih serius dan berat
3. Mengalami keterlambatan perkembangan
4. Pencapaian hasil belajar tidak baik
5. Sulit mencapai kualitas hidup yang baik dan produktif
Tentunya Anda tak ingin hal-hal ini terjadi pada anak Anda. Untuk itu, Annelia meminta agar orang tua dan masyarakat perlu untuk meningkatkan kesadarannya pada kesehatan mental anak.
“Tantangan paling besar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua maupun pemangku kepentingan yang lain di luar tenaga kesehatan mental atau jiwa," ujar Annelia.
"Ada banyak hal-hal di masyarakat yang menganggap anak ini tak apa seperti itu (berperilaku buruk) padahal itu adalah indikasi gangguan hiperaktifias atau perhatian,” sambungnya dalam Diskusi Media Virual #HaloTalks: Gangguan Mental pada Anak, Musuh yang Tak Terlihat.
Bila Anda melihat anak mulai berperilaku janggal dan meresahkan, segera konsultasikan ke profesional untuk mendapatkan tindakan yang tepat. Agar perilaku itu tidak berkembang ke arah yang lebih buruk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)