Skizofrenia ditandai dengan gejala yang berbeda tergantung pada pasien selama periode tertentu. (Ilustrasi/Pexels)
Skizofrenia ditandai dengan gejala yang berbeda tergantung pada pasien selama periode tertentu. (Ilustrasi/Pexels)

Mengenali Gejala, Risiko dan Tantangan Penderita Skizofrenia

Rona skizofrenia
Anda Nurlaila • 01 Februari 2020 13:03
Jakarta: Siapa pun yang menderita penyakit harus menghadapi tantangan berkaitan dengan kondisi kesehatannya. Namun, saat mengalami penyakit mental, penderitanya juga hanya hidup dengan faktor lain seperti stigma sosial dan kesalahpahaman. 
 
Film dokumenter berjudul Follow the Challenge of Schizophrenia di acara TV Spanyol Redes, Eduard Punset mewawancarai neuropsikiater Maria Ron. Ron mengusulkan cara agar para penderita skizofrenia untuk memahami dan hidup dengan penyakit mereka.
 
Dikutip dari Exploring Yourmind, film ini sangat kritis terhadap subyek seperti diagnosis dan label, perawatan farmasi generalis, stigma sosial, dan kurangnya alternatif terapeutik yang dapat membantu pasien kembali ke masyarakat. Para ahli berpendapat bahwa ini bukan masalah individu melainkan masalah komunitas. Mereka juga menyatakan bahwa masalah ini terlalu rumit untuk direduksi menjadi diagnosis manual.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Jenis gejala
 
Menurut Profesor Maria Ron, skizofrenia ditandai dengan gejala yang berbeda tergantung pada pasien selama periode tertentu. Ada dua jenis gejala:
 
Gejala positif. Seperti halusinasi, gangguan pikiran, delusi, dan lain-lain.
 
Gejala negatif. Gejala-gejala ini berhubungan dengan perilaku sosial dan suasana hati. Gejala memengaruhi area otak yang penting sehingga berdampak signifikan pada pasien skizofrenia. Beberapa di antaranya: sulit berpikir dan sedikit berbicara, apatis, anhedonia, berkurangnya dorongan sosial, hilangnya motivasi, kurangnya minat sosial, dan kurangnya perhatian terhadap keluaran sosial atau kognitif.
 
Secara umum, obat resep efektif dalam mengobati gejala positif tetapi tidak bermanfaat  untuk gejala negatif. "Penderita skizofrenia memeroleh manfaat terbesar pada pengobatan multidimensi. Yakni menggabungkan obat-obatan dengan terapi seperti stimulasi kognitif, teknik relaksasi, dan sebagainya," kata Ron. 
 
Ron menjelaskan semua intiduvi dengan skizofrenia memiliki karakteristik dan pengalaman berbeda-beda. Dengan demikian, tidak ada pendekatan satu ukuran untuk semua pengobatan.
 
Faktor risiko
 
Beberapa faktor yang memengaruhi penyakit ini antara lain:
 
Penggunaan narkoba (ganja, kokain, amfetamin, dll.)
Perubahan pola tidur
Peristiwa hidup yang penuh tekanan
Faktor sosial
Daya saing
Pekerjaan yang terlalu keras.
Terpisah dari ibu pada anak usia dini.
Usia ayah pada saat pembuahan.
Tinggal di daerah perkotaan.
IQ rendah. Menurut beberapa penelitian, orang dengan IQ rendah lebih mungkin untuk mengembangkan skizofrenia.
 

Peran masyarakat 
 
Peran komunitas dalam mendidik masyarakat tentang skizofrenia dapat membantu pasien berintegrasi ke dalam masyarakat. Misalnya dialog terbuka dan jujur tentang skizofrenia. Hal ini mendorong pasien dan siapa pun yang terkena gangguan untuk merasakan  menjadi bagian dari sesuatu dan melepaskan diri dari label "sakit mental". Ini juga memberi pasien kesempatan untuk menunjukkan bahwa penyakit mereka tidak menentukan siapa mereka.
 
Orang dengan skizofrenia cenderung menganggap diri mereka berbahaya, terlepas dari kenyataan mereka jarang melakukan kejahatan. Seringkali, orang menyalahkan skizofrenia ketika mereka tidak dapat menemukan motif lain untuk kejahatan. 
 
Tantangan sehari-hari untuk orang dengan skizofrenia
 
Penderita skizofrenia sering berpendapat kunci pengobatan adalah dengan menyembuhkan penyebabnya. "Sayangnya, sebagian besar intervensi yang ada saat ini fokus hanya untuk menenangkan gejala-gejalanya.  Agar penderita tidak mengganggu orang lain," kata Ron.  
 
Langkah pertama untuk memahami tantangan sehari-hari orang dengan skizofrenia adalah menyadari kompleksitas gangguan. Pertimbangan lainnya adalah mengenali gejala positif dan negatif sekaligus mendengarkan penderita gangguan. 
 
Kesimpulannya, perawatan interdisipliner dan multidimensi bisa jauh lebih efektif untuk gangguan ini. Pendekatan semacam ini diharapkan memberikan alternatif untuk pengobatan yang hanya pengobatan dan memenuhi semua kebutuhan pasien.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif