Terdapat dua penyebab usus buntu, yaitu akibat infeksi yang berasal dari virus, bakteri, atau kuman dari luar. Kemudian akan muncul benjolan pada usus buntu akibat terjadi penyumbatan pada kelenjar getah bening. Tubuh pun akan memberikan reaksi terhadap gangguan tersebut.
Kedua, usus buntu bisa terjadi karena fecalith, atau feses yang mengeras.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Fecalith atau feses yang mengeras masuk ke dalam usus buntu sehingga terjadi peradangan," terang dokter bedah anak dr Sastiono, SpB, Sp.BA saat dihubungi Metrotvnews.com, Rabu (11/10/2017).
Umumnya, gejala yang muncul mula-mula adalah rasa sakit di sekitar perut, yaitu bagian atas seperti pada lambung. Namun, semakin lama rasa tak nyaman akan berpindah dan menetap di bagian kanan bawah. Tak jarang gejala disertai dengan rasa mual.
"Jika sampai terjadi demam, bisa jadi usus buntu sudah pecah. Namun, demam bisa juga karena infeksi. Jadi harus diperiksakan lebih dahulu agar tahu penyebab pasti," tambah dia.
Ia menambahkan, gejala tersebut umumnya akan terjadi selama 1x24 jam. "Tapi bisa juga sembuh sendiri."
Untuk kasus usus buntu yang timbul mereda secara berulang, dr Sastiono mengungkapkan bahwa hal tersebut bisa memicu pecahnya usus buntu lebih cepat.
"Karena sering berulang, maka (usus buntu) bisa menjadi kronis dan lebih mudah pecah karena sudah tak elastis lagi."
Untuk yang pernah operasi usus buntu, jangan khawatir. Dr Sastiono memastikan bahwa sistem metabolisme tak akan mengalami perubahan atau gangguan apascaoperasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)