"Saya pikir akan sangat menarik untuk mengetahui apa artinya prognosis pasien ini. Kita bisa melihat apa yang terjadi di otak, agar lebih siap untuk infeksi di masa depan," ujar Dr. Thomas Hummel, dokter dan peneliti di Klinik Bau dan Rasa di Departemen Otorhinolaryngology di Universitas Teknik Dresden Medical School di Jerman, dikutip dari Live Science.
Selain mempelajari gejala pasien di klinik, para ilmuwan dapat belajar dari otopsi pasien yang telah meninggal karena covid-19. Metode ini untuk menilai kerusakan jaringan di hidung dan otak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Steven Munger, direktur Center for Smell and Taste di University of Florida (UF) dan salah satu direktur Program Gangguan Bau Kesehatan UF menyatakan, orang-orang bahkan dapat menilai kehilangan bau mereka di rumah menggunakan tes yang sudah mapan.
Di Amerika Serikat, Tes Identifikasi Bau Universitas Pennsylvania (UPSIT) berfungsi sebagai standar emas untuk penilaian bau. Tes ini terdiri dari 40 kartu awal dan akhir yang menantang pasien untuk mencocokkan aroma tertentu, dengan salah satu dari empat pilihan yang disediakan. Seperti ujian pilihan ganda yang berbau.
Tes setara di Eropa, yang dikembangkan sebagian oleh Hummel, disebut dengan Tongkat Sniffin. Kedua ujian dapat dikirim ke pasien dan dibawa ke rumah, yang memungkinkan dokter untuk memeriksa kemungkinan kasus dari jauh.
Orang juga dapat menguji indra penciuman mereka menggunakan tes yang disebut jelly bean. Ketika Anda mengunyah kacang jeli, reseptor rasa di lidah Anda mengambil rasa manis gula, atau asam sitrat.
Bahan kimia dari kacang jelly juga merambat ke bagian belakang tenggorokan Anda dan naik ke rongga hidung Anda, tempat mereka berinteraksi dengan reseptor bau. Otak Anda menyatukan sensasi rasa dan aroma ini untuk mengidentifikasi rasa makanan.
Jadi jika Anda menyumbat hidung dan mengunyah jelly bean, rasa spesifiknya akan hilang, hanya menyisakan rasa manis atau asam.
"Lalu kamu membuka hidung dan mendapatkan, wow, itu lemon, atau jeruk atau jeruk nipis. Itu mungkin salah satu cara semi-obyektif untuk menilai dirimu sendiri," tutur Munger.
Tentu saja, sampai para ilmuwan memperjelas hubungan antara bau, rasa, dan covid-19, kegunaan tes ini tetap spekulatif. Dalam kata-kata Hummel, kita masih kita butuh beberapa data pendukung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)