Jakarta: Anak-anak kerap mengaku mual yang kemudian memuntahkan. Hal ini dapat membuat kekhawatiran sendiri bagi orang tua. Muntah pada anak-anak biasanya tidak berbahaya, dan akan membaik dengan cepat. Penyebab umumnya adalah virus lambung dan terkadang keracunan makanan.
Periksa ke dokter Anda jika bayi berusia kurang dari 12 minggu mengalami muntah dan demam. Saat mengalami mual dan muntah, Anda dapat melakukan beberapa cara untuk mengurangi dan meredakannya, seperti dimuat dalam WebMD.
1. Tanda-tanda dehidrasi
Salah satu hal yang perlu diperhatikan saat anak muntah adalah apakah anak dehidrasi atau tidak. Anak lebih mudah kehilangan cairan daripada orang dewasa. Jika anak rewel, kelelahan, mulut kering, sedikit air mata saat menangis, kulit dingin, mata yang cekung, tidak buang air kecil sesering biasanya, atau buang air kecil sedikit dan warna urine kuning gelap bisa jadi tanda dehidrasi.2. Cara mengatasi dehidrasi
Untuk mencegah dan meredakan dehidrasi, usahakan anak minum. Bahkan jika muntah berlanjut, anak akan menyerap sebagian air yang Anda beri. Selain air putih, minuman olahraga atau larutan rehidrasi seperti oralit bisa Anda berikan.Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Setelah anak muntah beri dalam jumlah kecil, beberapa sendok makan setiap beberapa menit. Setelah beberapa lama, beri lebih banyak karena perut anak mulai dapat menahannya. Pastikan anak buang air kecil secara teratur.
Meski banyak orang tua dan dokter yang menyarankan soda, minuman rehidrasi oral lebih baik untuk anak. Minuman rehidrasi menawarkan jumlah gula dan garam yang tepat. Alternatif lain adalah minuman olahraga yang dicampur dengan jumlah air yang sama.
.jpg)
(Untuk mencegah dan meredakan dehidrasi, usahakan anak minum. Bahkan jika muntah berlanjut, anak akan menyerap sebagian air yang Anda beri. Foto: Pexels.com)
3. Diet cairan
Beberapa jam setelah muntah, Anda dapat memberi diet cairan bening di luar air atau elektrolit atau solusi rehidrasi oral. Kaldu bening dan jus, es loli dan jelly yang memberi nutrisi namun dapat dicerna lebih baik.4. Obat-obatan
Muntah pada anak-anak biasanya hilang, sebaiknya tunggu beberapa saat. Obat-obatan bebas untuk muntah tidak dianjurkan untuk anak-anak. Obat-obatan itu tidak akan membantu jika penyebabnya virus. Memberi cairan lebih baik daripada obat-obatan. Namun jika muntahnya parah, dokter mungkin akan meresepkan obat anti muntah.5. Obat herbal: Jahe
Rempah ini digunakan selama ribuan tahun untuk mengurangi rasa sakit dan penyakit perut. Para peneliti percaya bahan kimia dalam jahe bekerja di perut dan usus serta otak dan sistem saraf untuk mengendalikan mual. Meskipun tidak terbukti dapat menghentikan mual dan muntah pada anak-anak, Anda dapat mencobanya. Sebaiknya berikan pada anak berusia di atas dua tahun.6. Akupresur
Teknik ini telah membantu meredakan mual. Akupresur memberi tekanan pada satu bagian tubuh untuk membawa perubahan di bagian tubuh yang lain. Ini mirip dengan metode akupunktur Tiongkok kuno. Untuk meredakan mual pada anak, gunakan jari tengah dan telunjuk untuk menekan alur antara dua tendon besar di bagian dalam pergelangan tangan, dimulai dari telapak tangan.7. Kapan harus mendatangi dokter
Ada beberapa hal yang perlu orang tua amati dan sebaiknya membawa anak memperoleh bantuan medis, yaitu:1. Bayi berusia di bawah 12 minggu dan muntah lebih dari satu kali.
2. Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, atau Anda curiga mereka makan atau minum racun.
3. Bertindak bingung, demam tinggi, sakit kepala, ruam, leher kaku, atau sakit perut.
4. Ada bercak darah atau empedu di muntahnya, atau Anda mengira mereka mungkin menderita radang usus buntu.
5. Sulit bangun, terlihat sakit, muntah lebih dari delapan jam, atau jika Anda merasa khawatir.
Periksa segera kondisi si kecil ke dokter spesialis anak di beberapa rumah sakit seperti di Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah, RSCM - Kencana, atau Rumah Sakit Royal Taruma. Atau kunjungi pusat layanan kesehatan terdekat dari rumah Anda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)
