Jakarta: Sebagai orang tua, melihat bayi sering muntah bisa membuatmu cemas dan lelah, terutama saat harus sering mengganti baju atau membersihkan muntahan. Namun, muntah pada bayi adalah hal yang umum terjadi karena sistem pencernaan bayi masih berkembang dan belum sempurna.
Muntah ini sering disebut sebagai refluks atau spit up yang berbeda dari muntah sesungguhnya, dan biasanya tidak berbahaya asalkan bayi tetap sehat, bertambah berat badan, dan tidak menunjukkan tanda-tanda sakit seperti demam atau kesulitan bernapas.
Dilansir dari BabyCenter, berikut adalah 8 tips yang bisa mengurangi frekuensi muntah, membuat bayi lebih nyaman saat makan, dan mencegah masalah seperti dehidrasi atau iritasi kulit dari muntahan yang sering:
 
Memberi makan saat bayi membungkuk, seperti di kursi mobil tidak bagus karena susu tidak mengalir lurus ke perutnya.
 
Kurangi suara bising dan gangguan pastikan juga bayi tidak terlalu lapar sebelum mulai. Jika bayi gelisah, mereka lebih mudah menelan udara bersama susu.
 
Jika bayi minum dari botol, pastikan lubang dot tidak terlalu kecil agar bayi tidak frustrasi dan menelan udara, atau terlalu besar agar susu tidak keluar terlalu cepat dan bikin batuk. Baca panduan memilih dot dan botol yang tepat.
 
Manfaatkan jeda alami saat menyusu untuk buang angin sebelum beri lebih banyak susu. Jika tidak dapat sendawa dalam beberapa menit, jangan khawatir karena tidak semua bayi butuh sendawa setiap kali. Lakukan sendawa setelah setiap sesi makan.
 
Pastikan baju dan popok tidak terlalu ketat, dan jangan letakkan perut bayi di bahu saat sendawa. Hindari perjalanan mobil langsung setelah makan, karena posisi berbaring bisa tekan perut.
 
Jangan guncang bayi terlalu keras, dan jaga posisi tegak selama 30 menit atau lebih agar gravitasi bantu makanan turun.
 
Jika bayi sering muntah setelah makan, mungkin porsinya terlalu banyak. Coba kurangi sedikit susu atau waktu menyusu dan lihat apakah bayi puas. Bayi mungkin mau makan lebih sering, tetapi sedikit-sedikit.
 
Tanyakan dokter apakah bayi mungkin alergi protein susu atau kedelai yang bikin muntah. Dokter bisa sarankan coba susu hipoalergenik selama 1-2 minggu.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
										
									
									
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
								
  								
								
								
								
								
								
								
  								
							
						Muntah ini sering disebut sebagai refluks atau spit up yang berbeda dari muntah sesungguhnya, dan biasanya tidak berbahaya asalkan bayi tetap sehat, bertambah berat badan, dan tidak menunjukkan tanda-tanda sakit seperti demam atau kesulitan bernapas.
Dilansir dari BabyCenter, berikut adalah 8 tips yang bisa mengurangi frekuensi muntah, membuat bayi lebih nyaman saat makan, dan mencegah masalah seperti dehidrasi atau iritasi kulit dari muntahan yang sering:
1. Pegang bayi dalam posisi tegak saat menyusu
Memberi makan saat bayi membungkuk, seperti di kursi mobil tidak bagus karena susu tidak mengalir lurus ke perutnya.
2. Jaga suasana tenang saat makan
Kurangi suara bising dan gangguan pastikan juga bayi tidak terlalu lapar sebelum mulai. Jika bayi gelisah, mereka lebih mudah menelan udara bersama susu.
3. Periksa dot botol
Jika bayi minum dari botol, pastikan lubang dot tidak terlalu kecil agar bayi tidak frustrasi dan menelan udara, atau terlalu besar agar susu tidak keluar terlalu cepat dan bikin batuk. Baca panduan memilih dot dan botol yang tepat.
Baca Juga :
Jangan Anggap Sepele Saat Bayi Muntah
4. Sering-sering buang angin bayi
Manfaatkan jeda alami saat menyusu untuk buang angin sebelum beri lebih banyak susu. Jika tidak dapat sendawa dalam beberapa menit, jangan khawatir karena tidak semua bayi butuh sendawa setiap kali. Lakukan sendawa setelah setiap sesi makan.
5. Jaga agar perut bayi tidak tertekan
Pastikan baju dan popok tidak terlalu ketat, dan jangan letakkan perut bayi di bahu saat sendawa. Hindari perjalanan mobil langsung setelah makan, karena posisi berbaring bisa tekan perut.
6. Batasi aktivitas setelah makan
Jangan guncang bayi terlalu keras, dan jaga posisi tegak selama 30 menit atau lebih agar gravitasi bantu makanan turun.
7. Jangan beri makan berlebihan
Jika bayi sering muntah setelah makan, mungkin porsinya terlalu banyak. Coba kurangi sedikit susu atau waktu menyusu dan lihat apakah bayi puas. Bayi mungkin mau makan lebih sering, tetapi sedikit-sedikit.
8. Periksa susu formula
Tanyakan dokter apakah bayi mungkin alergi protein susu atau kedelai yang bikin muntah. Dokter bisa sarankan coba susu hipoalergenik selama 1-2 minggu.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
										Google News
									
								
								Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)