Benar, kami juga sama bingungnya? Tapi seorang dokter gigi asal Houston, Amerika Serikat menyebutkan bahwa adanya peningkatan kasus gigi berlubang karena penggunaan masker.
“Saat ini, kebanyakan dari kita bernapas melalui mulut ketika memakai masker. Hal tersebut, ternyata dapat membuat air liur kita menjadi kering dan air liur berguna untuk melindungi gigi berlubang. Bernapas dari mulut, dapat meningkatkan risiko gigi berlubang,” ujar Dr Priya Gandhi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Namun apakah hal tersebut benar? Dr Kami Hoss, co-founder dari The Super Dentist, tidak menyetujui bahwa penggunaan masker dapat meningkatkan risiko gigi berlubang. Dilansir dari The List, Dr Hoss menjelaskan penyebab mengapa kasus gigi berlubang bertambah.
.jpg)
(Sebelum pandemi, banyak orang rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali. Saat pandemi covid-19 banyak mereka jadi tidak pergi ke dokter gigi. Ini yang menyumbang angka kenaikan gigi berlubang menurut ahli. Foto: Pexels.com)
“Dokter gigi, dokter, perawat, asisten dan segala macam penyedia layanan kesehatan sudah menggunakan masker selama beberapa dekade. Apakah itu menyebabkan mereka mengalami gigi berlubang? Tentu saja tidak,” kata Dr Hoss. “Gigi berlubang bisa terjadi karena berbagai macam alasan.”
Sebelum pandemi, banyak orang bisa dengan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali. Tidak pergi ke dokter gigi, misalnya karena karantina mandiri atau karena khawatir dengan penyebaran covid-19 membuat seseorang tidak melakukan pengecekan ke dokter gigi.
Ini berarti, Anda juga tidak mendapatkan perawatan segera ketika gigi Anda mengalami masalah. “Pada masa pandemi, pasien mungkin tidak pergi ke dokter gigi. Inilah yang menyebabkan kasus gigi berlubang menjadi meningkat di masa pandemi," papar Dr Hoss.
"Gigi berlubang tidak akan berhenti karena sedang ada pandemi,” katanya. “Gigi yang berlubang bisa bertambah parah, atau bahkan menyebabkan infeksi dan masalah-masalah lainnya jika tidak ditangani.”
Pada pasien anak-anak, tentunya ini menjadi kekhawatiran tersendiri. “Gigi berlubang lebih mungkin terjadi pada anak-anak yang berusia lebih muda karena enamel pada gigi bayi lebih tipis dari gigi permanen. Selain itu, pulpa pada gigi susu lebih besar sehingga gigi berlubang dapat menyebabkan kerusakan lebih cepat,” tutup Dr Hoss.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)