Mulai dari keletihan fisik pascamelahirkan, perubahan fisik yang cukup signifikan, kondisi hormon yang kurang seimbang dan masalah lainnya cukup membuat Anda yang baru melahirkan “cukup sensitif”, apa lagi untuk yang baru pertama kali melahirkan.
Biasa orang menyebut baby blues atau postpartum pada kondisi Anda yang kurang seimbang lagi hidupnya karena baru melahirkan. Banyak faktor? Ya, banyak faktor yang menentukan Anda merasakan baby blues atau postpartum atau depresi setelah melahirkan.
Penelitian satu dari dua ibu alami stres setelah melahirkan
Satu ibu yang baru melahirkan jadi sering marah-marah. Begitu juga dengan ibu lainnya, setelah melahirkan justru sering menangis tanpa sebab dan merasa sedih.Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berdasarkan hasil penelitian satu dari dua ibu yang melahirkan mengalami baby blues atau pospartum (bisa juga stres atau depresi).
.jpg)
(Anda bisa mengantisipasi stres setelah melahirkan, asalkan persiapan dan support yang dilakukan bersama-sama. Foto: Pexels.com)
Dialami mulai dari waktu melahirkan sampai dengan beberapa hari kemudian. Ada pula yang mengalami rentang singkat (harian) namun ada pula yang hingga mingguan.
Bentuk gejalanya beragam demikian pula dengan tingkat keparahannya. Ada yang menangis tanpa sebab, merasa tidak berharga lagi karena bentuk fisik yang tidak seperti dahulu saat baru menikah, ada pula perasaan tegang, atau mungkin sulit tidur serta kehilangan nafsu makan dan rasa lainnya.
Namun jangan menganggap salah jika Anda tidak mengalami baby blues atau postpartum karena setiap ibu itu unik dan tidak sama. Hanya faktor hormonal sajalah yang pastinya dirasakan sama itu pun kadarnya tidak sama, ada yang lama ada pula yang sebentar.
Menurut Hedwig Emiliana Tulus, ST., Psikolog ada empat faktor penyebab stres setelah melahirkan antara lain hormonal, fisik, psikologis dan sosial. Keempat faktor penyebab tersebut dapat membuat seorang wanita yang baru melahirkan mengalami baby blues atau postpartum.
Apakah semua stres pasca melahirkan bisa diantisipasi? Menurut Hedwig, tentu saja Anda bisa mengantisipasinya, asalkan persiapan dan support yang dilakukan bersama-sama. Sedianya sejak merencanakan untuk memiliki buah hati sudah harus dikomunikasikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)