FAMILY

Perubahan Rambut yang Mungkin Moms Alami setelah Melahirkan

A. Firdaus
Sabtu 27 Desember 2025 / 14:27
Jakarta: Kehidupan pascamelahirkan sering digambarkan sebagai momen-momen bahagia di rumah bersama bayi baru. Namun, seperti yang akan dikatakan oleh orang tua baru karena kenyataannya lebih kompleks.

Kurang tidur adalah hal sangat umum, terutama di hari-hari awal. Orang tua mengganti popok kotor 24/7 dan memberi susu bayi dengan frekuensi yang sama.

Moms mungkin menikmati rambut yang lebat dan berkilau selama kehamilan berkat vitamin prenatal dan kadar estrogen yang tinggi, tetapi setelah melahirkan, perubahan pada rambut menjadi terlihat.
 
Dilansir dari Parents, hal ini dapat mencakup kerontokan, penipisan, perubahan warna, patah, atau kelebihan minyak. Berikut adalah gambaran tentang perubahan rambut yang paling umum dan alasan di baliknya:
 

1. Penipisan dan kerontokan


Penipisan dan kerontokan rambut pascamelahirkan adalah pengalaman umum bagi banyak ibu baru, sering mencapai puncaknya sekitar tiga hingga enam bulan setelah melahirkan. Fenomena ini yang dikenal sebagai telogen effluvium, terutama disebabkan oleh fluktuasi hormon setelah kehamilan. 

"Selama kehamilan, tingkat estrogen dan progesteron yang tinggi menjaga rambut dalam fase pertumbuhan, itulah mengaku banyak wanita menikmati rambut yang lebih tebal dan penuh. Setelah melahirkan, kedua hormon tersebut menurun, terutama progesteron yang dapat memicu kerontokan rambut yang signifikan,“ kata dr. Andrea Colon yang juga merupakan anggota American Association of Naturopathic Medicine.

”Saya sering menjelaskan kepada pasien saya bahwa ini bukan kerontokan rambut yang sebenarnya, melainkan tubuh yang menyesuaikan diri kembali dengan siklus hormon alaminya," tambahnya.

Stres, kelelahan, dan kekurangan nutrisi selama periode yang menantang ini juga dapat berkontribusi pada kerontokan rambut.

Meskipun hal ini dapat mengganggu, penting untuk diingat bahwa kerontokan rambut pascamelahirkan biasanya bersifat sementara, dengan kebanyakan wanita melihat rambut mereka kembali ke kondisi sebelum kehamilan dalam waktu enam hingga dua belas bulan.

Untuk mengatasi ini, dokter sering merekomendasikan suplemen seperti biotin atau minyak ikan yang dapat membantu memperkuat folikel rambut. Namun, selalu baik untuk berkonsultasi dengan ahli sebelum memulai suplemen baru.
 

2. Tekstur


“Rambut dapat tumbuh kembali dengan pola keriting atau tekstur yang sedikit berbeda. Wanita yang selalu memiliki rambut lurus mungkin akan melihat gelombang atau seseorang dengan rambut keriting mungkin menemukan rambutnya menjadi lebih longgar,” kata dr. Rachel Miller, seorang dokter kandungan dan ginekolog yang bersertifikat.

Menurut dermatolog, tekstur rambut juga dapat dipengaruhi oleh perubahan produksi minyak di kulit kepala dan tingkat hidrasi secara keseluruhan. Selain itu, faktor nutrisi, seperti kekurangan vitamin dan mineral yang penting untuk kesehatan rambut, juga dapat mempengaruhi tekstur.

Misalnya, rambut yang menjadi lebih kering mungkin disebabkan oleh dehidrasi atau kurangnya asupan air selama menyusui. Moms bisa mencoba menggunakan kondisioner yang melembapkan atau minyak alami seperti minyak kelapa untuk membantu mengembalikan kelembapan.
 

3. Perubahan warna dan lainnya


Selain penipisan dan tekstur, beberapa wanita juga melaporkan perubahan warna rambut, seperti menjadi lebih gelap atau lebih terang yang sering terkait dengan fluktuasi hormon yang memengaruhi produksi melanin di rambut.

Rambut yang patah atau mudah rontok bisa terjadi karena stres fisik dari persalinan dan kurang tidur. Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, ahli merekomendasikan menggunakan sampo yang lembut dan menghindari panas berlebih dari alat styling.

Jika rambut terasa terlalu berminyak, itu mungkin karena perubahan hormon yang meningkatkan produksi sebum, dan mencuci rambut lebih sering bisa membantu. 

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH