Studi tersebut menunjukkan bahwa penurunan tingkat glukosa pada bagian otak yang berpengaruh pada pemprosesan ingatan atau hippocampus merupakan tahap awal dari kerusakan kognitif ringan, sebelum gejala dari masalah ingatan muncul.
Hippocampus dan bagian otak lain pada dasarnya bergantung pada glukosa sebagai sumber energi. Jika berkurang, maka neuron akan kelaparan dan pada akhirnya mati.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

"Salah satu perubahan konsisten pada otak pasien dengan perbedaan tingkat kerusakan kognitif adalah penurunan ketersedian glukosa di hippocampus," tukas Domenico Pratico, Professor di Temple University di Pennsylvania, Amerika.
Penemuan tersebut juga menjelaskan mengapa diabetes lebih berisiko menyebabkan demensia terkait kerusakan otak karena penurunanan glukosa.
(Baca juga: 8 Fakta Mengejutkan tentang Stres)

Selanjutnya, kerusakan memori juga ditemukan pada mekanisme dari akumulasi protein, atau dikenal dengan "phosphorylated tau". Protein tersebut mengendap dan berkumpul di otak membentuk kekusutan sehingga menyebabkan kematian neuronal.
Studi yang dipublikasikan secara online dalam jurnal Translational Psychiatry tersebut menggunakan model tikus yang diberikan deoksiglukosa 2 (DG), sebuah komponen yang menghentikan glukosa untuk masuk ke dalam sel.
Hasilnya, tikus yang kekurangan glukosa tampil lebih buruk dalam uji ingatan secara signifikan dimana terjadi peningkatan dalam hal "phosphorylated tau" dan jumlah sel mati secara drastis. Hal tersebut disebabkan karena fungsi sipnatik yang tak normal sehingga jalur komunikasi saraf menjadi rusak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)