Ilustrasi--Pexels
Ilustrasi--Pexels

Penyebab Wanita Berisiko Lebih Tinggi Mengalami Aneurisma Otak

Rona aneurisma otak
Raka Lestari • 25 September 2019 06:05
Jakarta: Aneurisma otak merupakan salah satu penyebab terjadinya stroke perdarahan yang bisa menyebabkan kecacatan dan kematian. Aneurisma sendiri akan menyebabkan pelebaran dinding pembuluh darah akibat lemahnya struktur dinding tersebut.
 
Aneurisma memiliki beberapa faktor risiko salah satunya adalah perempuan lebih rentan untuk terkena aneurisma otak dibandingkan pria.
 
Dr. dr. Mardjono Tjahjadi, Sp. BS, Ph. D, dokter spesialis bedah saraf RS Pondok Indah-Pondok Indah menjelaskan perbandingan antara laki-laki dan perempuan yang mengalami aneurisma otak itu 3:2.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Wanita itu memiliki hormon estrogen yang jauh lebih tinggi daripada pria. Hormon estrogen ini dipercaya bisa melindungi pembuluh darah, tetapi pada saat wanita mengalami menopause maka kadar estrogen jauh berkurang sehingga proteksi terhadap pembuluh darah pun akan menurun,” kata ,” ujar dr. Mardjono dalam acara Diskusi Mengenai Aneurisma, di kawasan Jakarta Selatan, Selasa, 24 September 2019.
 
Sedangkan pria, lanjutnya, karena sejak awal sudah memiliki kadar estrogen yang rendah. Sehingga tubuh mereka bisa beradaptasi dan tidak bergantung pada hormon estrogen.
 
Namun menurut dr. Mardjono, faktor jenis kelamin bukanlah satu-satunya faktor terjadinya aneurisma otak. Kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, hipertensi dan minum alkohol berlebihan juga bisa menjdi pemicu terjadinya aneurisma pada seseorang terlepas dari jenis kelamin seseorang itu.
 
Faktor keturunan juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya aneurisma otak, namun menurut dr. Mardjono hal tersebut samgat kecil hanya sekitar 10-15 persen saja.
 
“Bila Anda memiliki faktor risiko aneurisma otak, tidak ada salahnya bila Anda melalukan brain check-up untuk memastikannya,” saran dr. Mardjono.
 
MRI dan MRA menjadi salah satu lini pertama skrining untuk penyakit ini. Adanya kecurigaan dari hasil MRA sebaiknya ditindaklanjuti dengan DSA (Substraction Angiography) atau CTA (Computed Tomography Angiography).  Bila definitif ditemukan aneurisma yang memiliki risiko untuk pecah, maka tindakan penyumbatan aneurisma penting dilakukan sebelum aneurisma pecah. Jika aneurisma sudah sampai pecah, maka akan terjadi kecacatan atau bahkan kematian.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif