FITNESS & HEALTH
Wanita Lebih Rentan Terkena Aneurisma Otak, Kenapa Ya?
Aulia Putriningtias
Kamis 14 September 2023 / 14:05
Jakarta: Masih memeringati Brain Aneurysm Awareness Month atau bulan kesadaran aneurisma otak, ternyata ada fakta menarik. Wanita cenderung rentan terkena aneurisma otak, kira-kira kenapa, ya?
Sejauh ini, belum ada penelitian penyebab pasti mengapa wanita lebih rentan terkena aneurisma otak dibandingkan laki-laki. Namun, salah satu dokter di Indonesia menjelaskan beberapa alasan yang mungkin bisa jadi penyebab.
Aneurisma otak adalah kondisi di mana terjadi penggelembungan pembuluh darah di otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah di suatu titik tertentu. Sayangnya, jika dibiarkan gelembung ini akan meledak secara mendadak.
"Benjolan itu dari ukuran kecil, lama-lama pecah. Seperti balon, balon yang makin besar, makin tipis lalu meletus," kata dr. Mardjono Tjahjadi, Sp. B. S, selaku Dokter Spesialis Bedah di Rumah Sakit Pondok Indah, Selasa, 12 September 2023.
Ketika gelembung tersebut meletus, darah merembes keluar dan bisa merendam otak. Otak dapat mengalami kerusakan hebat karena hal ini dan bisa fatal. Selain itu, rembesan darah bisa memicu stroke pendarahan atau stroke hemoragik.
.jpg)
(Dr. Mardjono Tjahjadi, Sp. B. S, Dokter Spesialis Bedah di Rumah Sakit Pondok Indah. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
Kerap disapa dengan dr. Joy, ia membeberkan baik riset maupun studi literatur belum bisa memastikan kaitan jenis kelamin perempuan dan prevalensi aneurisma otak. Namun, ada hipotesis yang dipercaya para ahli.
"Wanita ada hormon estrogen. Estrogen berfungsi melindungi tubuh, termasuk pembuluh darah. Saat mendekati menopause, level estrogen menurun, jadi pelindungnya hilang sehingga pembuluh darah rentan kena aneurisma," jelasnya.
Selain itu, aneurisma otak juga memiliki beberapa faktor risiko. Adapun faktor risiko yang bisa sebabkan aneurisma otak, yakni:
Wanita di Indonesia saat berusia 45 tahun ke atas banyak ditemukan yang merokok. Itu menjadi salah satu faktor juga mengapa wanita bisa rentan. Meskipun angka pasti aneurisma di Indonesia belum diketahui, tetapi dr. Joy menyarankan untuk tetap melakukan pemeriksaan dini.
"Saya selalu merekomendasikan jika ada lebih dari tiga faktor risiko sebaiknya skrining, bisa MRI atau MRA," saran dr. Joy.
Dr. Joy menyarankan untuk melihat usia, kemudian gejala. Meski usia belum termasuk berisiko aneurisma otak, tetapi sudah mengalami gejala yang mengganggu, sebaiknya dilakukan pemeriksaan saja.
Pun, jika usia sudah masuk berisiko tapi tidak ada gejala, studi menyarankan agar melakukan medical check up di usia 40 tahun ke atas atau 50 tahun ke atas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyakit-penyakit yang berisiko dimiliki, termasuk aneurisma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Sejauh ini, belum ada penelitian penyebab pasti mengapa wanita lebih rentan terkena aneurisma otak dibandingkan laki-laki. Namun, salah satu dokter di Indonesia menjelaskan beberapa alasan yang mungkin bisa jadi penyebab.
Aneurisma otak adalah kondisi di mana terjadi penggelembungan pembuluh darah di otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah di suatu titik tertentu. Sayangnya, jika dibiarkan gelembung ini akan meledak secara mendadak.
"Benjolan itu dari ukuran kecil, lama-lama pecah. Seperti balon, balon yang makin besar, makin tipis lalu meletus," kata dr. Mardjono Tjahjadi, Sp. B. S, selaku Dokter Spesialis Bedah di Rumah Sakit Pondok Indah, Selasa, 12 September 2023.
Ketika gelembung tersebut meletus, darah merembes keluar dan bisa merendam otak. Otak dapat mengalami kerusakan hebat karena hal ini dan bisa fatal. Selain itu, rembesan darah bisa memicu stroke pendarahan atau stroke hemoragik.
.jpg)
(Dr. Mardjono Tjahjadi, Sp. B. S, Dokter Spesialis Bedah di Rumah Sakit Pondok Indah. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
Kerap disapa dengan dr. Joy, ia membeberkan baik riset maupun studi literatur belum bisa memastikan kaitan jenis kelamin perempuan dan prevalensi aneurisma otak. Namun, ada hipotesis yang dipercaya para ahli.
"Wanita ada hormon estrogen. Estrogen berfungsi melindungi tubuh, termasuk pembuluh darah. Saat mendekati menopause, level estrogen menurun, jadi pelindungnya hilang sehingga pembuluh darah rentan kena aneurisma," jelasnya.
Selain itu, aneurisma otak juga memiliki beberapa faktor risiko. Adapun faktor risiko yang bisa sebabkan aneurisma otak, yakni:
- - Kebiasaan merokok
- - Ada riwayat penyakit tekanan darah tinggi
- - Ada riwayat keluarga dengan stroke pendarahan, terutama akibat aneurisma otak
- - Usia 45 tahun ke atas
- - Jenis kelamin wanita
- - Penggunaan kokain
- - Konsumsi alkohol berlebihan
Wanita di Indonesia saat berusia 45 tahun ke atas banyak ditemukan yang merokok. Itu menjadi salah satu faktor juga mengapa wanita bisa rentan. Meskipun angka pasti aneurisma di Indonesia belum diketahui, tetapi dr. Joy menyarankan untuk tetap melakukan pemeriksaan dini.
"Saya selalu merekomendasikan jika ada lebih dari tiga faktor risiko sebaiknya skrining, bisa MRI atau MRA," saran dr. Joy.
Dr. Joy menyarankan untuk melihat usia, kemudian gejala. Meski usia belum termasuk berisiko aneurisma otak, tetapi sudah mengalami gejala yang mengganggu, sebaiknya dilakukan pemeriksaan saja.
Pun, jika usia sudah masuk berisiko tapi tidak ada gejala, studi menyarankan agar melakukan medical check up di usia 40 tahun ke atas atau 50 tahun ke atas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyakit-penyakit yang berisiko dimiliki, termasuk aneurisma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)