Matias Ibo membagikan saran pelari pemula. (Foto: Dok. Medcom.id/Sunnaholomi Halakrispen)
Matias Ibo membagikan saran pelari pemula. (Foto: Dok. Medcom.id/Sunnaholomi Halakrispen)

Tips Memulai Kebiasaan Lari ala Matias Ibo

Rona Matias Ibo
Sunnaholomi Halakrispen • 30 Juli 2019 18:38
Fisioterapis pertama di tim nasional Matias Ibo mengatakan tentukan target yang sesuai dengan kemampuan Anda sebagai pelari pemula. Pada kenyataannya, adaptasi tubuh terjadi sangat cepat meskipun ketika Anda telah memulainya dengan perlahan.
 

 
Jakarta: Lari merupakan salah satu jenis olahraga yang paling mudah dilakukan oleh siapapun. Kian hari pun semakin banyak ajang fun run dan mungkin Anda berniat mengikutinya bersama teman-teman Anda atau memiliki niat ingin sehat.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Anda tidak bisa lari sekali saja hanya ketika mengikuti ajang lari tersebut. Ya, Anda harus menjadikan lari sebagai suatu kebiasaan. Namun, untuk memulai kebiasaan lari memang tidak mudah.
 
"Masalahnya orang pengen lari kayak orang lain, enggak pernah lihat dari diri sendiri. Sebenarnya kalau mau lari atau jogging harus lihat dari kemampuan kita dulu," ujar Matias Ibo, healthy lifestyle influencer di 100 Eatery and Bar, Jakarta.
 
Intinya, perlahan tapi pasti. Pertama, tumbuhkan niat dengan berjalan santai. Tentukan target yang sesuai dengan kemampuan Anda sebagai pemula.
 
"Targetnya jangan muluk-muluk pengen satu jam lari di GBK (lapangan Gelora Bung Karno). Enggak akan bisa kalau belum pernah. Jadi mulai saja dulu 10 menit, 15 menit," tuturnya.
 
Tingkatkan durasi lari Anda menjadi 30 menit, lalu 60 menit. Kemudian, tingkatkan lagi menjadi lebih lama. Jadikan suatu kebiasaan, lari tidak hanya satu kali dalam seminggu.
 

 
(Fisioterapis pertama di tim nasional Matias Ibo mengatakan tentukan target yang sesuai dengan kemampuan Anda sebagai pelari pemula. Foto: Dok. Instagram Matias Ibo/@matiasibo)
 
"Minimal seminggu tiga kali, mau enggak mau dibiasakan dalam waktu dua. Nanti minggu tubuh akan terbiasa aktif. Akan nyandu, tapi nyandunya positif," paparnya.
 
Prosesnya memang tidak instan. Harus rutin, kata Sport Enthusiast itu, karena kalau olahraga ada time short memori, maksimal tiga hari atau 72 jam. Jika dalam waktu 72 jam melakukan minimal satu kali olahraga, tubuh akan menjadikannya sebagai kegiatan rutin dalam tubuh.
 
"Seperti jantung yang setiap hari harus pompa darah, jalan dilakukan. Nah, dengan lari itu sama dalam 72 jam waktunya. Akan terbiasa dengan sendirinya, tubuh enggak kaku lagi untuk olahraga," imbuhnya.
 
Pada kenyataannya, adaptasi tubuh terjadi sangat cepat meskipun ketika Anda telah memulainya dengan perlahan. Sementara itu, apabila Anda memulainya secara langsung, ada dampak negatif jangka panjang.
 
"Kalau langsung banyak (lari berjam-jam) tubuhnya sakit, lalu kapok, besoknya malas lari lagi. Lalu kalau susah untuk memulai sendiri, coba join komunitas," saran dia.
 
Fisioterapis pertama di tim nasional itu mengatakan, meskipun ada rasa malas tapi karena ada teman untuk lari bareng maka terasa ramai dan Anda termotivasi. Nantinya, akan muncul niat dalam diri Anda untuk bisa lari sendirian dengan treadmill atau di luar ruangan misalnya di GBK.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif