Jakarta: Sejumlah cara dilakukan untuk melindungi diri agar tak terpapar polusi udara. Salah satunya menggunakan masker perlindungan wajah.
Dilansir dari theguardian, meningkatnya kekhawatiran terhadap polusi udara telah mendorong produk perlindungan wajah. Sejumlah ahli mengatakan bahwa masker digunakan terbatas, kecuali mereka memiliki segel kedap udara di wajah yang jarang ada.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Akan tetapi, dalam melindungi diri sendiri, cara paling mudah dan tepat ialah mengenakan masker mulut saat beraktivitas di luar ruangan. Kemudian, konsumsi suplemen makanan untuk menjaga dan memperkuat daya tahan tubuh Anda.
Sementara itu, menara raksasa, bangku sisi jalan, dan dinding hijau, mungkin telah diusulkan untuk bisa menyaring udara kotor. Pohon di pinggir jalan juga dapat membantu kualitas udara, kecuali jika pepohonan itu memblokir angin yang meniup polusi dan memperburuk keadaan.
Orang-orang yang berada di mobil sering terkena polusi lebih banyak dari pada orang-orang di luar. Sebab, asap menjadi terperangkap di dalam kabin. Ide paling bagus ialah menutup sirkulasi udara di mobil Anda sebelum bepergian ke pusat kota.
Cara lain, dengan melakukan upaya perlindungan dari dalam. Ada juga beberapa bukti bahwa minyak omega dan vitamin B dapat menawarkan perlindungan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh polusi udara.
Namun, cara itu hanya bisa mengobati sejumlah gejala, bukan penyebab dari polusi udara itu sendiri. Satu-satunya cara praktis untuk mengatasi keadaan darurat kesehatan global adalah dengan mengurangi tingkat polusi pada sumbernya.
Dr. Gary Fuller dari Kings College London pun memiliki sudut pandang tersendiri. Menurutnya, secara moral tidak benar untuk membuat para korban mengubah perilaku mereka. "Alih-alih para pelakunya," terangnya.
Menurutnya, solusi yang tepat memang terbilang sangat sulit, karena membutuhkan teknologi baru tetapi melibatkan tindakan di banyak bidang. Biasanya, akan ada pro dan kotra dalam persoalan politik di berbagai pihak terkait.
Sebelumnya, alat pengukur udara AirVisual, situs penyedia peta polusi udara, menyatakan kualitas udara di DKI Jakarta tidak sehat. Bahkan Jakarta sempat dinobatkansebagai kota dengan tingkat polusi udara terburuk di dunia.
Jakarta sempat di posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk. Nilai indeks kualitas udara (AQI) Jakarta mencapai 159. AQI adalah indeks menunjukkan tingkat penurunan kualitas udara di suatu wilayah.
Posisi kedua ditempati Hanoi, Vietnam, dengan AQI mencapai 152. Delhi, India, di posisi ketiga dengan AQI mencapai 134.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)