Mengutip data statistik dari Asosiasi Jasa Internet Indonesia (APJII) hingga akhir 2014, pengguna internet mencapai 88,1 jiwa, di mana 49 persennya berada di rentang usia 18-25 tahun.
Di lain sisi, internet juga menjadi sarana bagi oknum tidak bertanggung jawab melancarkan tindakan kriminal. Sebut saja, kejahatan cyberbullyng, pelecehan seksual, hingga penipuan yang kerap menimpa remaja.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rutgers WPF Indonesia, hal tersebut terjadi karena masih sulit ditemukannya informasi yang kredibel dan ramah untuk remaja, terutama yang berhubungan dengan pengetahuan seks dan alat reproduksi.
"Remaja Indonesia punya akses yang luas terhadap internet, namun belum diimbangi penyediaan informasi yang akurat, terpercaya, dan ramah remaja," ujar Direktur Rutgers WPF Indonesia Monique Soesman, dalam diskusi yang berlangsung di Erasmus Huis, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (4/8/2015).
Fenomena tersebut mendorong Rutgers mengembangkan modul online yang bisa diakses di www.sobatask.net.
Lewat situs ini, remaja dapat mengakses berbagai informasi seputar seksualitas dan reproduksi dengan cara yang tepat. Sebab, modul ini dibuat dengan melibatkan guru dan ahli pendidikan.
(ROS)