"Dongeng bisa berlaku untuk semua usia. Dewasa bisa, geriatri sangat tua sekali," ungkap Dokter Spesialis Syaraf Anak, Herbowo Soetomenggolo.
Menurutnya mendengarkan dongeng bisa bantu pasien stroke. Ini karena saat mendongeng hampir semua otak berfungsi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Pada saat dia lagi mendengarkan dongeng. Itu semua fungsi di otak berfungsi lagi. Jadi kalau stroke kan ceritanya ada bagian-bagian yang rusak," ujarnya pada wartawan di Jakarta.
Menurutnya, ketika otak dilatih akan terpicu untuk berfungsi lagi. Dengan mendongeng otak yang bagian-bagiannya tak terpakai lagi jadi terpakai lagi.
Dokter Herbowo menyebutkan bahwa banyak penelitian yang menganjurkan metode ini. Karena itu, dia sangat mendukung orang-orang untuk berdongeng.
"Ada penelitiannya, ada untuk stroke, orang tua, terakhir tuh lagi dicoba untuk pasien yang alzhaimer. Sebagian menunjukan hasil baik," paparnya.
Hubungan Mendongeng dan Otak
Neural coupling
Kegiatan mendongeng meliputi beberapa hal termasuk neural coupling yakni mendengarkan, memproses informasi, mengolah informasi menjadi data-data sesuai dengan imajinasinya.
Mirroring
Proses selanjutnya adalah mirroring atau ketika otak pendengar memiliki cara bekerja yang sama dengan otak pendongeng.
Rilisnya Hormon dopamine, koristol, dan oksitosin
Selanjutnya otak merilis beberapa hormon seperti dopamine, koristol, dan oksitosin. Hormon tersebut mengatur perubahan emosi, kewasapadaan dan empati sehingga dapat mengingat jalur cerita.
"Aktivitas di kortex terjadi ketika otak memroses fakta sehingga dapat mengaktivasi bagian otak lainnya termasuk motor cortex, sensory cortex, dan frontal cortex," paparnya.
Karena itu, dari sekarang luangkan waktu Anda untuk berdongeng. Ini adalah sebuah kegiatan yang bisa menghibur sekaligus bermanfaat bagi fungsi otak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)