Ilustrasi-Dok MI
Ilustrasi-Dok MI

Perjuangan Nenek Berusia 80 Tahun yang Bertahan Hidup dengan Makanan Hutan

Rona kisah
Media Indonesia.com • 28 Mei 2020 14:05
Flores: Saat pemerintah sedang gencar-gencarnya menggulirkan berbagai jenis bantuan, terutama di tengah pandemi covid-19, ternyata belum semuanya tersentuh oleh sebagian masyarakat yang berhak menerima.
 
Salah satunya, Lusia Letek Koten. Nenek berusia 80 tahun asal Dusun Welo, Desa Painapang, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
 
Selama bertahun-tahun Nenek Lusia tidak pernah tersentuh bantuan. Baik itu bantuan sebelum pandemi, atau pun sudah adanya virus korona saat ini.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Bisa dibilang, kondisi kehidupan Nenek Lusia jauh dari kata layak. Di sebuah gubuk yang reot dan hanya beralaskan tanah, Nenek Lusia setiap harinya tinggal bersama anaknya, Gabriel Gitan yang merupakan penyandang disabilitas.
 
Dalam kesehariannya, Nenek Lusia berdagang sapu lidi kecil yang ia jajakan ke rumah-rumah sekitar. Sapu lidi itu dijual Rp2 ribu per ikatnya.
 
Penghasilannya menjual sapu lidi tentu tak mencukupi kesehariannya membeli beras beserta lauknya. Untuk itu, ia mengandalkan makanan yang ada di hutan untuk bisa bertahan hidup.
 
Nenek Lusia bercerita kehidupannya yang sangat sulit. Ia bertahan hidup seadanya, bahkan setiap hari berusaha makan makanan di hutan seperti ubi dan petai hutan.
 
"Susah sekali kami. Tidak ada bantuan. Hanya bisa berjualan sapu lidi. Kadang tidak laku sama sekali. Biasaya hanya makan Balenga (petai hutan)," ujar Nenek Lusia sambil menangis.
 
"Tolong kami pak, apalagi beras, sudah lama sekali kami tidak pernah makan nasi lagi. Bantuan kami tidak pernah dapat. Saya bersama anak saya yang cacat ini kadang tanam jagung seadanya untuk bantu makan. Kadang juga kami tidur tidak makan. Kami butuh bantuan. Tolong bantu kami," sambungnya.
 
Gabriel, anak dari Nenek Lusia ini lebih menyoroti tak ada bantuan yang datang ke keluarganya. Kecewa, pasti. Ia berharap ada bantuan lain yang datang, seiring menanti bantuan dari pemerintah.
 
"Saya kecewa sekali pak. tidak ada perhatian dan bantuan untuk kami. Mama saya sudah sangat tua. Saya juga cacat. Kami harus tetap bekerja apa saja untuk bisa makan," ujar Gabriel.
 
"Tolong lihat kami. Tolong bantu kami juga. Rumah kami juga sudah hampir roboh. Tapi mau bagimana. Kondisi kami memang seperti ini. mudah-mudahan ada orang yang peduli dengan kami," harapnya.
 
Sementara itu Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Sosial, Anselmus Yohanes Maryanto saat dikonfimasi Media Indonesia, Kamis 28 Mei, mengaku belum mendapatkan informasi tersebut dan segera akan melakukan pengecekan untuk didata. Sebab sampai saat ini belum ada laporan dari desa setempat.
 
"Saya belum dapat informasi itu. Akan kami cek ke lokasi. Seharusnya desa setempat harus bisa mendata. Tapi nanti kami akan ke sana untuk mengeceknya langsung agar bisa segera di data," pungkas PLT Kadis Sosial, Anselmus Maryanto.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif