Masih banyak orang tua yang mengajarkan pendidikan seks dengan cara satu arah. (Foto:Romina Ordonez)
Masih banyak orang tua yang mengajarkan pendidikan seks dengan cara satu arah. (Foto:Romina Ordonez)

Cara Tepat agar Anak tak Canggung Menerima Pendidikan Seks

Rona pendidikan anak
Dhaifurrakhman Abas • 22 Juli 2019 19:00
Pendidikan seks yang diberikan kepada anak harus dilakukan dengan pemahaman diskusi. diskusi merupakan metode yang baik karena merupakan metode komunikasi dua arah.
 
Jakarta: Memberikan pendidikan seks pada anak bukanlah hal yang tabu. Sebab salah satu fungsi pendidikan seks adalah menyadarkan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi serta mencegah tindakan pelecehan seksual pada anak.
 
“Pemahaman reproduksi kesehatan bukan mengajarkan seks bebas pada anak. Melainkan agar remaja tehindar dari penyakit menular seksual,” kata Psikolog klinis Klinik Angsa Merah Inez Kristanti, dalam Peluncuran Kampanye CSR Durex: EDUKA5EKS.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Meski begitu, pendidikan seks yang diberikan kepada anak harus dilakukan dengan pemahaman diskusi. Inez mengatakan, diskusi merupakan metode yang baik karena merupakan metode komunikasi dua arah.
 
“Agar pemberian edukasi bisa diserap dengan baik oleh anak, komunikasi yang dijalin harus dua arah,” sambung dia.
 
Sayangnya, menurut Inez, masih banyak orang tua yang mengajarkan pendidikan seks dengan cara satu arah. Para orang tua terbiasa menggunakan kekuasaanya yang melarang, menyuruh, atau memerintah anak.
 
"Kesalahan orang tua itu komunikasi satu arah, anak dibilang nggak boleh gini, nggak boleh gitu, dilarang-larang, ini nggak efektif," bebernya.
 
Komunikasi satu arah menyebabkan anak enggan mendiskusikan topik seputar seks dengan orang tuanya. Anak merasa tidak nyaman dan memilih berdiskusi pendidikan seks bersama teman-teman sebaya atau mencari informasi sendiri di internet.
 
"Padahal orang tua merupakan sumber yang paling penting untuk mengenalkan pendidikan seks pada anak," paparnya.
 
Hal itu dibenarkan Direktur CSR Reckitt Benckiser Indonesia, Helena Rahayu Wonoadi. Dalam hasil survey yang dilakukan Reckitt Benckiser, teman sebaya dan internet merupakan sumber paling nyaman yang diterima anak dalam mendapatkan informasi perihal kesehatan seksual.
 
“Yang dikhawatirkan, belum tentu informasi dari internet dan teman sebaya tersebut benar dan bisa dipercaya,” ungkapnya.
 
Dalam survey ini, Reckitt Benckiser Indonesia membidik 500 remaja di lima kota besar yakni Jakarta, Surabaya, Medang, Bandung dan Yogyakarta. Secara daring (online) mereka ditanyakan pendapat mengenai topik pendidikan seks yang telah mereka dapatkan.
 
Hasil survei menunjukkan sebesar 61 persen remaja merasa takut dihakimi oleh orang tua ketika ingin bertanya perihal pendidikan seksual. Remaja merasa lebih nyaman mendiskusikan topik bersama teman sebaya, sebesar 57 persen.
 
Survei tersebut dilakukan guna memastikan peningkatan kesadaran tentang pentingnya kesehatan seksual dan organ reproduksi di Indonesia. Hasil survei diluncurkan melalui kampanye Corporate Social Responsibility (CSR) EDUKA5EKS ‘5 langkah mudah memahami pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi bersama Durex Indonesia’.
 
“Perusahaan mendorong para orang tua di Indonesia agar lebih terbuka dengan anak-anak mereka, menyampaikan komunikasi yang lebih asertif untuk mendiskusikan topik-topik tentang seks. Ini juga agar para remaja bisa menjadikan orang tua sebagai sumber paling nyaman untuk membahas hal tersebut. Sehingga mereka dapat berbicara tanpa merasa takut maupun disalahkan,” tandasnya.
 
Saat Terbaik Memberikan Pendidikan Seks pada Anak

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif