Makanan sehat tentu saja baik untuk tubuh. Ajaibnya lagi, lewat makanan Max Mandias, Co-founder Burgreens bisa terbebas dari insomnia dan sinusitis. (Foto: Dok. Medcom.id/Sunnaholomi Halakrispen)
Makanan sehat tentu saja baik untuk tubuh. Ajaibnya lagi, lewat makanan Max Mandias, Co-founder Burgreens bisa terbebas dari insomnia dan sinusitis. (Foto: Dok. Medcom.id/Sunnaholomi Halakrispen)

Aneka

Sepiring Doa bagi Max Mandias

Rona kisah
Sunnaholomi Halakrispen • 27 Februari 2019 20:10
Makanan sehat tentu saja baik untuk tubuh. Bahkan bisa jadi salah satu metode menurunkan berat badan. Ajaibnya lagi, lewat makanan Max Mandias, Co-founder Burgreens bisa terbebas dari insomnia dan sinusitis.
 

Jakarta:
Berbagai penyakit tak segan-segan menghampiri tubuh yang tidak memiliki gizi baik. Atau daya tahan tubuh yang rentan terhadap virus dan bakteri. Tentu makanan menjadi salah satu hal yang wajib diperhatikan.
 
Max Mandias, Co-founder Burgreens merasakan langsung pengalaman itu. Ia menderita sejumlah masalah kesehatan, diantaranya insomnia dan sinusitis. Bahkan sempat mengalami depresi.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Aku disembuhin oleh perubahan pola makan yang berbasis nabati utuh, jadi aku banyak makan buah dan sayuran. Di situ terinspirasi untuk mencari tahu membuat makanan seperti ini tapi dengan makanan yang enak," ujar Max kepada Medcom.id.
 
Berat badannya turun 15 kilogram dalam waktu tiga bulan. Dari 89 kilogram menjadi 74 kilogram. Tanpa mengubah aktivitas yang terlalu drastis dan Max sembuh tanpa bantuan obat. Layaknya sepiring manfaat berisi doa, treatment ini membuat tubuh lelaki ramah ini jadi sehat.
 

Sepiring Doa bagi Max Mandias
(Lewat makanan Max Mandias, Co-founder Burgreens bisa terbebas dari insomnia dan sinusitis. Foto: Dok. Medcom.id/Sunnaholomi Halakrispen)
 

Bermula dari volunteer


Pria berusia 30 tahun ini gemar memasak, namun belum bisa memasak makanan sehat seperti salad dressing simple. Kesempatan emas pun dimulai dari terpilihnya menjadi volunteer di salah satu restoran healthy food di Belanda, Alternis Garden The Amsterdam namanya.
 
Max mengaku mendapatkan banyak pelajaran selama lima bulan mengikuti program itu. Mulai dari belajar membuat raw food dengan bentuk yang sangat cantik, hingga ia terinspirasi dengan kisah para tamu yang mengidap penyakit kronis.
 
Ada yang mengidap kanker stadium tiga, bahkan stadium empat. Ada juga pengidap diabetes yang telah parah. Dokter memvonis umur mereka untuk hidup sudah tidak lama lagi.
 
Mendengar kisah para tamu yang bisa sembuh hanya dengan mengatur pola makan, Max semakin bersemangat melanjutkan niatnya mengonsumsi makanan sehat.
 
(Baca juga: Shin Hua Barbershop, Idealisme Sang Pencukur yang Bergulat Sejak 1911)
 

Sepiring Doa bagi Max Mandias
(Burgreen Signature Bowl salah satu kreasi Max di Burgreens. Foto: Dok. Burgreens.com)
 

Tantangan buat masyarakat Indonesia


Desember 2012, terlintas ide membuka usaha kuliner dengan menu makanan sehat. Max bersama pasangan hidupnya, Helga Angelina, bertekad ingin menyembuhkan orang sakit dengan menyajikan nutrisi yang tepat di setiap menunya.
 
Akan tetapi, ketika kembali ke Indonesia pada Juni 2013, Max menemukan fakta bahwa tidak banyak masyarakat Indonesia yang rutin makan sayuran. Sebelum membuka cafe bertema raw food, sempat ada dilema.
 
"Buah saja kadang ada yang enggak makan. Lebih dari itu pas ditanya soal raw food, mereka bilang karena pertama bentuknya kuno, rasanya enggak enak, dan teksturnya aneh," tuturnya.
 
Variasi makanan sehat memang belum banyak. Alhasil, pada November 2013 dibuka cafe Burgreens pertama di Rempoa, Jakarta Selatan, dengan mempertimbangkan fakta raw food bagi kebanyakan masyarakat Indonesia.
 
Target pertama, supaya semakin banyak yang menyukai sayur dan buah. Tahapannya, dilakukan brainstorming tentang pentingnya mengonsumsi buah dan sayur. Kemudian, diracik makanan sehat yang rasanya familiar bagi masyarakat Indonesia.
 
"Kita uji ada 40 anak dan ada beberapa yang enggak mau makan sayur sama sekali. Kita berikan burger bayam dan jamur. Ternyata mereka makan lahap banget, orang tuanya pun kaget. Dari situ kita ngerasa yakin bisa," papar Max.
 
Pria yang tinggal di Belanda selama tujuh tahun itu sengaja menamakan Burgreens sebagai singkatan Burger Greens. Ia bertekad membuat burger selaku makanan cepat saji dengan rasa lezat, namun terbuat dari bahan organik yang menyehatkan.
 

Sepiring Doa bagi Max Mandias
(Max belajar membuat raw foo dan menyajikannya kembali menjadi panganan sehat yang enak. Foto: Dok. Medcom.id/Sunnaholomi Halakrispen)
 

Upaya tangani isu sosial


Bukan hanya sekedar menjual makanan sehat, Max bertekad ingin menjadi wirausaha sosial. Lantaran banyaknya isu sosial yang harus terus ditangani oleh semua pihak, bukan hanya pemerintah.
 
Pria lulusan Arnhem Business School, Netherlands, ini merasa prihatin dan ikut andil dalam menangani empat isu. Keempatnya yaitu isu petani, isu wanita, isu kurangnya informasi dan edukasi terhadap makanan sehat, serta isu banyaknya sampah di Indonesia.
 
"Kita ingin membantu petani karena sekarang kan sistem pertanian kita menguntungkan tengkulak. Petani hanya dapat sedikit sekali. Jadi kita ingin mengambil langsung saja dari petani," imbuhnya.
 
Dengan demikian, Max yakin setidaknya memberikan harga yang layak atas bahan makanan yang dibelinya dari petani. Rasa bangga para petani terhadap penanaman secara organik juga diperhatikannya.
 
"Karena di Burgreens sebisa mungkin, sebanyak mungkin, bahannya organik," akunya.
 
Ada ubi ungu, ubi cilembu, jamur, selada, pakcoy, serta sayuran hijau lainnya. Bahan makanan dibeli dari petani di berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya Jakarta, Tangerang, Cipanas, Sukabumi, Jogja, Sulawesi, juga Aceh.
 
Dari sekian banyak petani yang menawarkan hasil tanamnya, Max dan partner-nya tidak menerima semuanya. Mereka mempertimbangkan supplier yang memiliki dampak besar untuk orang lain.
 
Misalnya, ada yang sebagian besar dari pendapatan mereka dialihkan untuk konservasi penyu di daerah Simeulue. Kemudian, ada yang memberikan sebagian pendapatan untuk biaya perkembangan Akademi Muda Organik di Cipanas.
 

"Aku disembuhin (dari insomnia dan sinusitis), oleh perubahan pola makan yang berbasis nabati utuh," ujar Max Mandias.


 


 

 

 
Ketiga, dari segi perempuan. Burgreens mempekerjakan perempuan yang kurang beruntung dalam proses pembuatan patty, saus, dessert, dan sebagainya. Ada yang kurang beruntung dari segi edukasi, ditinggalkan suami, hingga sexual abuse.
 
Sedangkan, terkait isu kurangnya informasi makanan sehat, pihaknya mengedukasi masyarakat melalui talkshow, festival, atau program Burgreens go to school dan Burgreens go to office.
 
Terakhir, soal permasalahan lingkungan. Pria yang menekuni kuliah jurusan Finance and Control ini menyadari besarnya pesanan makanan melalui delivery. Pengemasan makanan dengan plastik tentunya sangat mudah, namun dapat mencemari lingkungan.
 
"Sebisa mungkin tidak menjadi penyumbang sampah. Kalau pun menyumbang, kita lakukan dengan cara yang se-responsible mungkin. Kita pakai plastik yang biodegradable, plastik dari singkong," jelasnya.
 
Ia lebih memilih menggunakan sendok dan garpu kayu dibandingkan yang berbahan plastik. Begitu juga untuk sedotan, agar bisa dicuci atau tidak sekali pakai.
 
"Karena menurut aku dan Helga, dari isu sosial dan lingkungan sebenarnya dampak paling besar dari pebisnis. Jadi kita harus stop doing business as usual. Dari awal kita sadar bakal punya cost yang besar dan memengaruhi profit nantinya, dan kita ok with that," tutup dia.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif